“Pentingnya Menggalakkan Tari Tradisional pada Generasi Muda 5.0”
Dinda Syavira Maharani, Dr. Eka Titi Andaryani, S. Pd., M. Pd.
Mahasiswi PGSD, Dosen PGSD FIPP Universitas Negeri Semarang
Tari merupakan salah satu cabang dari seni yang tidak sekedar berjoget mengunakan alunan musik. Gerakan yang luwes dan ekspresif akan menambah nilai keindahan sebuah tari. Jenis tarian tradisional di Indonesia sangatlah beragam ada sekitar 3.000 tari tradisional yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, yang tercatat dari 671 tari tradisonal ada 110 yang sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda. Seperti Tari Saman, Tari Reog Ponorogo, Tari Legong Keraton, Tari Wayang Wong, merupakan tarian yang diakui oleh dunia dan UNESCO. Itulah bukti bahwa tari tradisional memiliki nilai budaya yang patut dilestarikan dan dikembangkan agar seluruh dunia tau pemilik tarian yang diakui dunia dan UNESCO adalah Indonesia.
Di era revolusi industry 5.0 ini akan muncul perkembangan sangat pesat di dunia IT yang berpadu dengan keahlian manusia, disini akan terjadi masa dimana manusia merasa lebih mudah dengan adanya teknologi. Bahkan hampir semua kegiatan manusia sehari-hari bisa diklaim oleh teknologi, baik itu teknologi berbasis AI atau robot. Banyak- kegiatan-kegiatan yang tradisional yang menjadi asing bagi generasi 5.0, mengapa? Karena mereka lebih fokus terhadap pengembangan diri pada IT dan banyak dari generasi muda 5.0 ini turun minat untuk mengenal tarian tradisional dan justru lebih exited pada tarian modern yang mana tarian tersebut hasil akulturasi. Dampak panjangnya nanti tarian tradisional tidak akan diminati lagi oleh generassi penerus jika tidak ada upaya penggalakan tarian tradisional pada generasi 5.0 ini. padahal banyak sekali pembelajaran moral, etika, dan pencerminan massyarakat Indonesia yang tersirat dalam tari tradisional, oleh karena itu jika tari tradisional tidak lagi berkembang maka satu diantara beberapa seni yang bisa membentuk kharakter generasi emas khas bangsa Indonesia akan hilang.
Seni tari tradisional adalah bagian integral dari warisan budaya suatu bangsa. Maka dari itu mengajarkan seni tari tradisional kepada generasi muda membantu melestarikan budaya dan identitas bangsa, menjaga akar-akar budaya yang berharga. Seni tari tradisional sering kali mencerminkan nilai-nilai, moralitas, dan etika yang dianut oleh masyarakat tertentu. Mengajarkan seni tari tradisional dapat membantu generasi muda memahami dan menginternalisasi nilai-nilai ini. Selain itu seni tari sering melibatkan kerja tim dan berinteraksi dengan orang lain. Ini dapat membantu mengembangkan keterampilan sosial dan kemampuan berkomunikasi pada generasi muda. Seni tari tradisional bukan hanya tentang pengulangan gerakan, tetapi juga tentang ekspresi kreatif. Ini memberikan ruang bagi generasi muda untuk mengembangkan dan mengungkapkan kreativitas mereka. Belajar seni tari tradisional memberikan rasa pencapaian dan kepercayaan diri pada generasi muda. Mereka merasa berdaya dan kompeten dalam menguasai keterampilan yang kompleks. Bahkan melalui seni tari tradisional, generasi muda dapat memahami dan menghargai keragaman budaya dalam masyarakat mereka dan di seluruh dunia.
Lantas bagaimana cara melestarikan seni tari tradisional pada generasi 5.0? untuk menggalakkan seni tari tradisional di generasi muda 5.0 mungkin banyak sekali tantangannya dan tidaklah mudah memikat hati mereka jika hanya sekedar memperkenalkan dan mengajak mereka untuk mengikuti inisiasi orang lain. Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan yaitu memerlukan pendekatan yang sesuai dengan dunia yang semakin terkoneksi dan berbasis teknologi.
- Digitalisasi dan Rekam Pertunjukan. Rekam pertunjukan seni tari tradisional dan bagikan secara online melalui platform video, seperti YouTube atau media sosial. Ini memungkinkan akses lebih luas bagi generasi 5.0 untuk menikmati dan mempelajari pertunjukan tari tradisional.
- Pembelajaran online. Tawarkan kursus atau pelatihan seni tari tradisional secara online. Ini dapat mencakup video tutorial, kelas daring langsung, atau aplikasi pembelajaran tari yang interaktif.
- Pertunjukan virtual. Selenggarakan pertunjukan seni tari tradisional secara virtual. Gunakan teknologi live streaming untuk menyediakan pengalaman menonton secara langsung di platform daring.
- Aplikasi Pendidikan Seni Tari. Buat aplikasi mobile atau platform e-learning yang interaktif dan mendidik tentang seni tari tradisional. Aplikasi ini dapat menyediakan informasi, video, dan permainan edukatif terkait tari tradisional.
- Kolaborasi Antar Generasi. Fasilitasi kolaborasi antara seniman tari tradisional yang lebih tua dan generasi 5.0. Generasi lebih tua dapat berbagi pengetahuan mereka dengan generasi muda, sementara generasi 5.0 dapat membantu dalam digitalisasi dan promosi.
- Progam Sekolah dan Universitas. Integrasikan seni tari tradisional dalam kurikulum pendidikan formal. Berikan pelatihan dan pengetahuan yang komprehensif tentang seni tari tradisional kepada generasi 5.0.
- Museum Virtual. Buat museum seni tari tradisional virtual yang memungkinkan pengunjung untuk menjelajahi koleksi, sejarah, dan makna seni tari tradisional.
- Pelatihan Guru dan Pengajar. Latih guru dan instruktur untuk mengajar seni tari tradisional dengan menggunakan teknologi dan pendekatan yang sesuai dengan generasi 5.0.
- Pemberdayaan Pelajar. Libatkan generasi 5.0 dalam merancang dan mempromosikan inisiatif melestarikan seni tari tradisional. Mereka dapat berperan aktif dalam membuat konten online atau mengorganisir acara daring.
Penting untuk menjaga keseimbangan antara tradisi dan teknologi, sehingga seni tari tradisional dapat tetap relevan dan dinikmati oleh generasi 5.0. Dengan menggabungkan teknologi dengan upaya pelestarian tradisi, seni tari tradisional dapat diwariskan dengan sukses ke generasi muda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H