Mohon tunggu...
Adisiana
Adisiana Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Orang Bodoh

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepasang Mata

18 Maret 2018   23:10 Diperbarui: 18 Maret 2018   23:11 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sepasang mata yang paling nelangsa itu tahu, bahwa puisi memang selalu tentang rasa. Tak pernah ada yang direkayasa. Ia adalah apa yang terasa lalu dituang ke dalam kata-kata. Ia adalah apa yang ada di dalam peti paling rahasia si pemiliknya.

Kau sepasang mata itu, yang tak pernah terukir dalam sajak indahnya. Tak pernah muncul dalam setiap narasinya.

Kau sepasang mata yang paling nelangsa, kepadamu ia kisahkan tentang seseorang yang menunggu di dermaga. Atau jejak sepasang kekasih di atas pasir laut semenanjung sebelah sana. Wangi pantai, juga suara merdu ombak yang hingga kini tak lekang dalam ingatannya.

Kau sepasang mata yang selalu saja nelangsa, kembalilah pada bait pertama dalam sajak ini. Sibak awan mendung itu, rawat kembali lentik bulu matamu. Karena kau adalah sepasang mata yang berhak menemukan seutuhnya puisi tentang sepasang mata dan sepasang mata lain dalam hangat pelukan senja.

Selepas Adzan Isya

2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun