Mohon tunggu...
Dinda Sefiola
Dinda Sefiola Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Sosiologi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Urgensi Pendidikan Karakter terhadap Terwujudnya Generasi Emas Indonesia 2045

19 Juni 2024   15:26 Diperbarui: 19 Juni 2024   15:51 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan karakter merupakan pendidikan moral yang dalam pengembangannya diperlukan penanaman nilai dan norma baik yang ada di masyarakat untuk mendorong terwujudnya perilaku yang diharapkan. 

Pendidikan karakter ini diperlukan untuk menciptakan generasi bermoral agar mampu mewujudkan generasi emas 2045 yang didambakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Generasi Emas 2045 sendiri merupakan salah satu bonus demografi yang dimiliki Indonesia. 

Hal tersebut membuat para generasi Y berharap dengan adanya bonus demografi tersebut Indonesia dengan umurnya yang 100 tahun dapat menjadi negara yang maju, berdaulat, dan berkelanjutan. 

Berdasarkan pada peristiwa  memprihatinkan yang seringkali terjadi dalam dunia pendidikan saat ini, seperti pelecehan seksual, adanya tindak perundungan, bahkan dari hal terkecil yakni kurangnya kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya. 

Fakta sosial tersebut dapat menyimpulkan bahwa masih kurangnya pendidikan karakter yang tertanam pada generasi Z saat ini. Pendidikan karakter ini seharusnya telah diterapkan secara merata ke seluruh Indonesia sejak awal terprediksinya bonus demografi. Namun bagaimana pemerataan pendidikan karakter itu mampu diterapkan apabila pendidikan di Indonesia saja belum merata? 

Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sebenarnya telah mengupayakan diterapkannya pendidikan karakter pada sekolah di Indonesia dengan tujuan pembelajaran yang mengharapkan siswa dapat dibentuk dengan karakter pada bidang keahilan yang digeluti. 

Bukan hanya berfokus pada kognitif saja, namun juga pada aspek keterampilan. Sayangnya, di Indonesia nampaknya belum ada kurikulum yang berfokus pada aspek moral. Memang terdapat pembelajaran mengenai nasionalisme dan pendidikan agama yang mungkin dapat memberikan pemahaman mengenai moral yang seharusnya diterapkan. Namun output yang dihasilkan dari adanya pembelajaran tersebut kurang difollow-up kembali. 

Dampak yang dihasilkan dari hal ini yaitu mereka hanya sekadar mengetahui tanpa menerapkan dan memiliki keinginan untuk menerapkan karakter yang baik dan sesuai dengan norma yang ada. Selain itu, peran orang tua dalam penanaman pendidikan karakter juga sangat diperlukan, mengingat keluarga merupakan media belajar pertama bagi semua orang.

Oleh karena itu, demi terwujudnya generasi emas 2045 yang diiringi oleh bonus demografi yang diharapkan semua orang, dibutuhkan kerjasama yang harus dilakukan oleh semua pihak. Baik dari kalangan orang tua, elite politik, civitas akademik, maupun dari dalam diri para individu generasi Z. Bukan hanya unggul di bidang kognitif ataupun keterampilan, tetapi nilai moral dan sikap yang baik akan memberikan keseimbangan dan keselarasan dalam terwujudnya Indonesia Emas 2045.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun