Mohon tunggu...
Dinda Sari
Dinda Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Harus semangat yaa

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Teori attachment yang dikemukakan oleh mary ainsworth dan john bowlby

19 Januari 2025   05:23 Diperbarui: 19 Januari 2025   05:23 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

**Teori Attachment Ainsworth dan Bowlby: Pengembangan Ikatan Emosional**

Teori attachment atau ikatan emosional adalah salah satu konsep penting dalam psikologi perkembangan yang menjelaskan bagaimana hubungan awal antara anak dan pengasuhnya dapat mempengaruhi perkembangan emosional dan sosial anak di masa depan. Dua tokoh utama dalam pengembangan teori ini adalah John Bowlby dan Mary Ainsworth.

John Bowlby, seorang psikoanalis asal Inggris, adalah pelopor teori attachment. Ia berpendapat bahwa ikatan emosional antara anak dan pengasuhnya, terutama ibu, adalah hasil dari proses evolusi. Bowlby berargumen bahwa ikatan ini memiliki fungsi adaptif yang penting untuk kelangsungan hidup anak. Dalam pandangannya, anak yang memiliki ikatan yang kuat dengan pengasuhnya akan lebih mungkin untuk bertahan hidup karena mereka akan mendapatkan perlindungan dan perhatian yang diperlukan. Bowlby mengemukakan bahwa ikatan ini terbentuk melalui interaksi yang konsisten dan responsif antara anak dan pengasuh.

Mary Ainsworth, seorang psikolog yang bekerja dengan Bowlby, mengembangkan teori ini lebih lanjut melalui penelitiannya yang terkenal, "Strange Situation" (Situasi Aneh). Dalam eksperimen ini, Ainsworth mengamati perilaku anak-anak yang berusia 12 hingga 18 bulan ketika mereka dipisahkan dari dan kemudian dipertemukan kembali dengan ibu mereka. Dari pengamatannya, Ainsworth mengidentifikasi tiga pola attachment yang berbeda: secure (aman), insecure-avoidant (tidak aman- menghindar), dan insecure-ambivalent (tidak aman- ambivalen).

Anak dengan pola attachment aman menunjukkan kecenderungan untuk menjelajahi lingkungan mereka ketika pengasuh ada di dekatnya, tetapi akan merasa cemas ketika pengasuh pergi. Ketika pengasuh kembali, anak-anak ini menunjukkan kegembiraan dan dapat dengan cepat kembali ke aktivitas mereka. Pola ini menunjukkan bahwa anak merasa percaya diri dan aman karena pengasuhnya responsif terhadap kebutuhan mereka.

Sebaliknya, anak dengan pola attachment tidak aman-menghindar cenderung menghindari pengasuh mereka. Mereka tidak menunjukkan banyak emosi ketika pengasuh pergi atau kembali, yang menunjukkan bahwa mereka telah belajar untuk tidak mengandalkan pengasuh mereka. Ini bisa terjadi karena pengasuh sering kali tidak responsif atau mengabaikan kebutuhan emosional anak.

Anak dengan pola attachment tidak aman-ambivalen menunjukkan ketidakpastian dalam hubungan mereka dengan pengasuh. Mereka mungkin sangat cemas ketika pengasuh pergi dan menunjukkan perilaku clingy, tetapi ketika pengasuh kembali, mereka bisa menunjukkan kemarahan atau frustrasi. Ini mencerminkan ketidakpastian dalam respons pengasuh terhadap kebutuhan anak.

Teori attachment Bowlby dan Ainsworth memberikan dasar yang kuat untuk memahami bagaimana pengalaman awal dalam hubungan dengan pengasuh dapat membentuk pola hubungan di masa depan. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan pola attachment aman cenderung memiliki hubungan yang lebih sehat dan lebih baik dalam interaksi sosial mereka di kemudian hari. Sebaliknya, anak-anak dengan pola attachment tidak aman mungkin mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang stabil dan memuaskan.

Dalam konteks pengasuhan, pemahaman tentang teori attachment ini sangat penting. Pengasuh yang responsif dan peka terhadap kebutuhan emosional anak dapat membantu membangun ikatan yang kuat dan aman. Dengan demikian, teori attachment Bowlby dan Ainsworth tidak hanya menjelaskan pentingnya hubungan awal, tetapi juga memberikan panduan bagi orang tua dan pengasuh dalam mendukung perkembangan emosional anak. Dengan menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung, kita dapat membantu anak-anak tumbuh menjadi individu yang sehat secara emosional dan sosial kita sebagai anak remaja kita harus memahami teori ini agar kita tau apa yang harus kita lakukan dalam kehidupan sehari- hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun