Mohon tunggu...
Dinda Sari
Dinda Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Harus semangat yaa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Psikososial Erik Erikson

18 Januari 2025   21:50 Diperbarui: 18 Januari 2025   23:06 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori Psiko-Sosial Erik Erikson: Perkembangan Identitas dan Kematangan
Teori psiko-sosial yang dikembangkan oleh Erik Erikson merupakan salah satu kontribusi penting dalam memahami perkembangan manusia sepanjang hayat. Fokus utama dari teori ini adalah interaksi antara faktor psikologis dan sosial yang membentuk identitas individu. Erikson mengusulkan bahwa perkembangan identitas dan kematangan terjadi melalui delapan tahap, di mana setiap tahap diwarnai oleh konflik yang harus dihadapi individu untuk berkembang secara optimal. Artikel ini akan mengulas teori Erikson, dengan penekanan pada perkembangan identitas dan proses kematangan.
 1. Delapan Tahap Perkembangan Psiko-Sosial
Erikson membagi perkembangan manusia ke dalam delapan tahap yang dimulai dari masa bayi hingga usia lanjut. Setiap tahap memiliki tantangan khusus yang harus dihadapi, dan resolusi dari setiap konflik ini berkontribusi pada pembentukan identitas. Berikut adalah ringkasan dari delapan tahap tersebut:
1.Kepercayaan dan Ketidakpercayaan (0-1 tahun):  Pada tahap ini, bayi belajar untuk mempercayai orang tua dan lingkungan mereka. Keberhasilan menghasilkan rasa aman yang mendasari identitas sehat.
2.Otonomi dan Ragu (1-3 tahun):Anak-anak mulai mengembangkan rasa otonomi. Dukungan dalam eksplorasi diri membantu mereka merasa percaya diri.
3.Inisiatif dan Rasa Bersalah (3-6 tahun): Pada tahap ini, anak-anak belajar merencanakan kegiatan dan mengambil inisiatif. Jika pengekangan terlalu ketat, mereka mungkin merasa bersalah atas ambisi mereka.
4.Kerja Keras dan Rasa Rendah Diri (6-12 tahun): Anak-anak berusaha untuk menunjukkan kemampuan dan berprestasi. Dukungan dari lingkungan sosial dan pendidikan sangat penting untuk mengembangkan rasa percaya diri.
5.Identitas dan Kebingungan Peran (12-18 tahun): Ini adalah tahap krusial di mana remaja mencari identitas dan arah hidup. Mereka mempertanyakan nilai, keyakinan, dan peran yang mereka inginkan dalam masyarakat. Penyelesaian yang positif mengarah pada identitas yang kuat.
6.Intimacy dan Isolasi (18-40 tahun):Di tahap ini, individu mencari hubungan yang berarti dengan orang lain. Ketidakmampuan untuk terhubung dapat mengarah pada perasaan kesepian.
7.Generativitas dan Stagnasi (40-65 tahun): Orang dewasa berfokus pada kontribusi kepada masyarakat dan generasi berikutnya. Keberhasilan di tahap ini meningkatkan perasaan makna hidup.
8.Integritas dan Keputusasaan (65 tahun ke atas): Di usia lanjut, individu merenungkan hidup mereka. Jika mereka bisa melihat hidup mereka dengan positif, mereka mencapai integritas; jika tidak, mereka merasa penyesalan.
"Identitas dan Kebingungan Peran," sangat penting dalam pembentukan identitas. Erikson menjelaskan bahwa remaja sering mengalami kebingungan akibat tekanan dari lingkungan sosial, norma, dan ekspektasi. Proses pencarian identitas ini melibatkan eksplorasi berbagai peran, nilai, dan keyakinan. Dukungan dari orang tua, teman, dan lingkungan sosial sangat berkontribusi dalam membantu remaja menetapkan identitas mereka. Jika konflik pada tahap ini diselesaikan dengan baik, individu akan memperoleh rasa identitas yang kuat, keamanan psikologis, dan kemampuan untuk menjalin hubungan yang sehat di masa depan.
Kematangan emosional dalam konteks teori Erikson terkait erat dengan kemampuan individu untuk menghadapi tantangan dan konflik di setiap tahap perkembangan. Individu yang berhasil mengatasi krisis di setiap tahap akan memiliki kapasitas yang lebih besar untuk mengelola emosi mereka, membangun hubungan intim, dan berkontribusi pada masyarakat. Kematangan adalah hasil dari pengalaman hidup, pembelajaran dari kesalahan, dan refleksi diri, yang semuanya terjadi sepanjang proses perkembangan.
Teori psiko-sosial Erik Erikson memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana identitas dan kematangan terbentuk melalui interaksi antara individu dan masyarakat. Proses perkembangan ini tidak hanya berlangsung di masa kanak-kanak, tetapi juga melanjut hingga usia dewasa dan lanjut. Dengan memahami teori ini, kita dapat lebih menghargai perjalanan hidup setiap individu dan tantangan yang mereka hadapi dalam membentuk identitas mereka. Teori ini juga menekankan pentingnya dukungan sosial dan kesempatan untuk menemukan diri, yang sangat relevan untuk membantu individu mencapai potensi penuh mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun