Mohon tunggu...
Dinda Ruliana Dewi
Dinda Ruliana Dewi Mohon Tunggu... Bankir - Mahasiswa UIN MALIKI Malang

jangan lupa dibaca ya dan di share sebanyak banyaknyaa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Let's Find Out About The Monastery

12 Maret 2022   22:44 Diperbarui: 12 Maret 2022   23:00 2675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamualaikum guys.....

Olaaa olaaaa, kembali lagi nihhh sama akuu, gimana nih kabar kalian semuanyaa ? semoga kalian selalu dalam keadaan sehat ya guys. Btw nih guys kali ini aku bakalan mengeksplor nih ke kalian tentang "WIHARA". Wiiihhh keren bukann, walaupun kita adalah seorang muslim hendaknya kita harus saling bertoleransi antar umat beragama agar persatuan dan kesatuan di Indonesia ini tidak terpecah belah. Kali ini aku bukan hanya mencari tahu tentang vihara melalui sumber sumber di internet loh guys. Kali ini aku terjun langsung di tempat peribadahan itu tempat nya di Malang Jawa Timur. Nah sebelumnya kita harus tahu terlebih dahulu ya guys Wihara itu apa sih. Okee tanpa bas abasi lagi langsung aja ya guysss,jangan lupa baca sampai akhirr yaaaa.....

Wihara itu sendiri adalah rumah atau tempat beribadah agama buddha, dan ini juga bisa dinamakan dengan kuil. Kali ini aku pergi ke Vihara Vajra Bumi Kertanegara letaknya tepat di daerah Dieng, Kota Malang Jawa Timur. Tempat ini digunakan untuk beribadah umat buddha baik didalam daerah setempat maupun luar daerah. Vihara ini didirikan dan diresmikan oleh umat buddha pada tahun 2006. Proses pembangunannya pun tidaklah lama hanya sekitar 1 tahunan saja. Dan pada tahun terseebut maka diresmikan lah vihara Vajra Bumi Kartanegara ini.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Gambar diatas adalah tampak depan dari bangunan Vihara Vajra Bumi Kartanegara yang berada di Jalan Dieng. Bisa terhitung jumlah keseluruhan umat buddha yang ada di kuil ini ada kurang lebih 60 tercatat. Namun, kebanyakan umat tidak berasal dari daerah setempat,melainkan dari keturunan Chinese dan di daerah setempat pun sudah jarang ditemui penganut agama buddha ini. Pertama kali memasuki kuil ini yang ku lihat dalah banyak sekali ukiran ukiran,patung patung, bahkan banyak juga sesajen untuk penyembahan. Dan untuk pertama kalinya saya mengunjungi tempat ibadah ini tidak lupa juga tetap dengan sopan dan santun sebagai bentuk toleransi kita.

Pada gerbang utama kita dapat melihat patung dewa yang sangatlah besar,dan didepannya terdapat sesaji untuk penyembahan. Banyak sekali ornament ornament yang teerkadang masyarakat setempat pun juga sering berfoto foto di sana. Oleh bapak satpamnya pun diperbolehkan apabila hanya untuk mengambil foto. Pada hari Sabtu tanggal 12 kemarin ketika saya berkunjung kesana bertepatan saat Biksu nya tidak ada. Biksu itu sendiri adalah seorang pria yang telah ditahbiskan dalam lingkungan para Buddhis. Istilah umumnya hamper sama lah dengan pendeta.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Kegiatan sehari hari dalam peribadatan disini adalah tidak lain dengan berdoa. Untuk kegiatan yang pasti yaitu setiap hari minggu. Acara doa ini yang rutin selalu dilakukan yaitu pada hari minggu tersebut dimana para umat buddha melakukan penyembahan terhadap dewanya. Untuk kegiatan doa sehari harinya itu fleksibel dan boleh dilakukan kapan saja. Doanya hamper mirip dengan wiritan yang membedakan yaitu pengucapan doa nya saja.

Selain kegiatan yang dilaksanakan pada hari minggu itu, para umat buddha juga melakukan perayaan terhadap dewa dewa nya. Kata beliau dewa nya ummat buddha itu banyak dan setiap dewa itu ada tanggal ulang tahunnya sendiri nah di tanggal ulang tahun dewa nya itu  disitulah terdapat perayaan juga oleh ummat budha untuk dewanya.

Perayaan ini tidak lain adalah dengan doa dalam penyembahan kepada dewanya dan sering dilakukan di pagi hari. Hal hal yang umum dan selalu ada dalam perayaan ini yaitu adanya makanan,yoshua, dan sesaji lainnya yang dipersembahkan untuk dewa. Yoshua yang digunakan pun berbeda beda tergantung ingin memakai yang seperti apa,ada yang harumnya sangat wangii dan banyak ragam lainnya. Bagi ummat buddha yoshua itu diibaratkan seperti nyawa,ketika yoshua telah habis maka sudah bisa ditinggalkan dan makanan yang ada disitu diperbolehkan untuk dimakan.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun