Mohon tunggu...
Dinda rosdiana
Dinda rosdiana Mohon Tunggu... Akuntan - My privacy blog

Sharia accounting

Selanjutnya

Tutup

Financial

Bagaimana Kondisi UMKM di Tengah Covid-19?

18 Juli 2020   17:19 Diperbarui: 18 Juli 2020   17:14 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk tahun 2019, UMKM memiliki kontributor penting terhadap produk domestik bruto (PDB). Di mana UMKM menyumbang 60% PDB dan berkontribusi 14 persen pada total ekspor nasional.

Semenjak wabah corona merebak di Indonesia dalam satu bulan terakhir, UMKM menjadi salah satu sub-sektor yang terdampak secara signifikan terutama untuk usaha berskala mikro. 

Pusat Penelitian Ekonomi (P2E) LIPI membuat sebuah perhitungan yang memperlihatkan bahwa penyebaran virus corona akan menghantam UMKM yang selama ini menopang aktivitas sektor pariwisata terutama yang berkaitan dengan makanan, minuman, serta usaha kerajinan kayu dan rotan. Namun pandemi virus corona kali ini membuat banyak UMKM tak berdaya. 

Dengan cepat satu per satu berjatuhan. Mereka kehilangan pasar seiring melemahnya daya beli masyarakat dampak menurunnya aktivitas ekonomi saat pembatasan sosial berskala besar di sejumlah daerah. Di sisi lain, ketika ada permintaan, mereka terhambat akan bahan baku.

Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi salah satu sub-sektor yang harus mendapat perhatian karena peran sentral dalam menopang perekonomian di Indonesia. Sekitar 90% tenaga kerja terserap pada sektor ini dan kontribusinya terhadap PDB sebesar 60%. 

Jika dirupiahkan kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional Indonesia di tahun 2018 dapat dikatakan cukup besar dengan nilai sebesar Rp 8.400 Triliun.Gejala akan dampak negatif corona terhadap UMKM pelan-pelan mendekati kenyataan. 

Kementerian Koperasi dan UMKM merilis data aduan 1.332 UMKM yang tersebar di 18 provinsi mendapatkan dampak negatif akibat penyebaran virus corona. Dari jumlah tersebut, sekitar 917 UMKM (69%) mengalami penurunan omset penjualan.

Selain itu, sekitar 119 UMKM (9%) mengalami kesulitan distribusi barang produksi. Sekitar 179 UMKM (13%) mengalami kesulitan dalam akses terhadap modal usaha. Bahkan terdapat sekitar 50 UMKM (4%) yang mengalami penurunan produksinya secara drastis hingga tidak melanjutkan produksi untuk sementara waktu.Hal ini seperti proyeksi yang dibuat Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). 

Menurut mereka, salah satu yang terkena imbas penyebaran Covid-19 setelah sektor pariwisata adalah UMKM, terutama pada unit usaha makanan dan minuman. 

Demikian juga dengan kerajinan dari kayu dan rotan.Tak jauh berbeda, UMKM di bidang olahraga, hobi dan toko bangunan juga merasakan hal sama. Industri olahraga dan hobi bahkan mengalami penurunan hingga 90 % dari segi pendapatan, sedangkan untuk industri toko bangunan turun sebesar 65%. Namun, di sisi lain dampak yang berbeda justru dirasakan oleh beberapa industri yang justru meraup berkah dari pandemi Covid-19.

Seperti usaha penjula pulsa yang pendapatannya meningkat hingga 100%, usaha kecantikan dan kesehatan yang meningkat 80%, logistik yang meningkat hingga 40%, dan industri laundri yang naik 30%.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun