Tim PKM-RSH Dewantara (Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora) yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek Republik Indonesia telah melaksanakan penelitian pada 8 Juni-8 Juli 2024. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan inhibitory control sebagai upaya pencegahan adiksi pornografi pada remaja menggunakan ajaran yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu Ajaran Neng Ning Nung Nang.
Sekumpulan mahasiswa yang tergabung dalamKegiatan ini dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan dimana setiap pertemuannya, terdapat satu nilai ajaran yang ditanamkan melalui beberapa permainan. Ajaran Neng Ning Nung Nang ini memiliki fungsi yang selaras dengan fungsi inhibitory control, sebuah area yang mengatur kemampuan kontrol diri. Inhibitory control memiliki dua aspek yaitu, response inhibition dan atteontional inhibition.
Penelitian ini dilakukan berdasar keprihatinan Nisa dan tim tentang dunia seks bebas dan iklan pop-up kurang sopan yang seringkali muncul dalam web atau laman yang bebas diakses oleh remaja. Belum banyak artikel ataupun jurnal yang membahas tentang ajaran Ki Hajar Dewantara yang satu ini.
Oleh karena itu, tim Dewantara berusaha melakukan break down ajaran ini agar menjadi sebuah intervensi yang pas dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil kajian literatur dan diskusi dengan para dosen dan rekan sejawat, tim ini mampu menyajikan intervensi penanaman ajaran Neng Ning Nung Nang Ki Hajar Dewantara dengan apik.
Penelitian ini dilaksanakan pada salah satu MTS Swasta di daerah Bantul Yogyakarta, dengan jumlah subjek delapan orang yang telah memenuhi kriteria yang telah ditentukan.
Pada pertemuan pertama, tim melakukan penanaman nilai ajaran neng yang berarti meneng yang artinya diam melalui permainan opposite dan bos berkata. Permainan opposite adalah sebuah permainan yang mengharuskan peserta melakukan Gerakan lawan dari kalimat perintah yang diberikan. Misalnya apabila fasilitator memberi perintah “kanan”, maka peserta harus lompat ke arah kiri.
Pertemuan kedua berupa penanaman ajaran ning, singkatan dari kata wening yang artinya jernih pikirannya. Intervensi ini ditanamkan melalui permainan sudoku untuk mengajarkan siswa berpikir jernih sebelum melakukan sesuatu. Ajaran ketiga yaitu penanaman ajaran nung, singkatan dari kata hanung yang berarti teguh pendiriannya. Intervensi ini diajarkan melalui kegiatan debat dengan tujuan peserta mampu mempertahankan argumen dan pendirian teguh yang ada dalam dirinya. Ajaran terakhir yang dilakukan berupa penanaman ajaran nang yang artinya menang, melalui refleksi kegiatan dan pembuatan mind mapping cita-cita.
Kedepannya, penelitian ini masih akan mengalami banyak pengembangan. Besar harapan tim Dewantara agar ajaran Neng Ning Nung Nang karya Ki Hajar Dewantara ini semakin dikenal masyarakat luas dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H