Pernikahan, yang dulu dianggap sebagai simbol kehidupan dewasa, kini tidak lagi jadi prioritas utama bagi sebagain besar generasi muda, khususnya Gen Z. Fenomena ini tidak hanya dilihat di negara maju, tetapi juga muncul di berbagi negara berkembang, termasuk Indonesia. Hal ini bisaa dilihat dari penurunan angka pernikahan di Indonesia dalam 10 tahun terakhir yang bersumber dari data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024. Banyak faktor yang mempengaruhi Keputusan ini., mulai dari perubahan nilai sosial hingga tekanan ekonomi. Untuk itu mari kita bahas beberapa alasan utama dibalik perubahan pola piker generasi muda tentang pernikahan.
Salah satu alasan utama generasi sekarang menunda bahakan memilih tidak menikah karena mereka lebih memprioritaskan Pendidikan dan karier. Gen Z cenderung melihat keberhasilan dalam kairier sebagai bentuk pencapain pribadi yang lebih signifikan. Banyak dari mereka lebih memilih mengejar Pendidikan yang tinggi bahkan membangun bisnis sebelum mempertimbangkan pernikahan.
Tekanan untuk menjadi mandiri secara finansial juga menjadi faktor utama. Generasi muda merasa jika menikah tanpa kestabilan ekonomi hanya dapt menambah beaban hidup. Mulai dari harga rumah, pendidikan anak, hingga kebutuhan sehari-hari, semua menjadi pertimbangan besar bagi generasi muda. Sehingga banyak dari meraka lebih memilih untuk menunda bahkan tidak menikah demi menghindari beban finansial tersebut.
Tingginya angka perceraian ikut mempengaruhi pandangan generasi muda terhadap pernikahan. Banyak dari merak tumbuh di lingkungan keluarga dengan konflik bahkan perceraian yang membuat mereka takut mengambil resiko yang sama.
Generasi muda saat ini juga ingin dengan kebebasan, mereka ingin memiliki kendali penuh atas hidup mereka. bagi Sebagian orang, menikah dianggap dapat membatasi kebebesan untuk mengejar atau menjalani gaya hidup yang diimpikan.
Pandangan baru tentang kebahagian generasi muda sekarang tidak lagi melalui pernikahan atu memiliki anak. Mereka lebih fokus pada kesejahteraan mental dan kebahagiaan personal. Seperti bepergian, mengasah hobi, atau bahkan terlibat dalam kegiatan sosial. Pernikahan tidak lagi dianggap sebagai satu-satunya jalan menuju kebahagian, melainkan hanya salah satu opsi dari banyaknya pilihan.
Namun, penting untuk diingat bahwa keputusan untuk menikah atau tidak merupakan pilihan setiap individu yang tidak bisa disamaratakan. Dalam dunia yang terus berkembang, pandangan pernikahan terhadap pernikahan dan kebahagiaan terus berubah, mencerminkan nilai-nilai baru yang lebih terbuka dan fleksibel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H