Saat ini pemerintah telah menerapkan Kurikulum Merdeka dalam Pendidikan. Di sebagian sekolah dasar, kurikulum merdeka belum diterapkan di setiap jenjang kelas. Penerapannya dilakukan bertahap untuk beradaptasi. Penerapan ini baru dilakukan di satu kelas awal dan satu kelas tinggi, yaitu kelas satu dan kelas empat, termasuk di SDN Permata Biru. Di dalam kurikulum merdeka ini terdapat profil pelajar Pancasila, yaitu karakter dan kemampuan yang dibangun dalam keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap individu peserta didik melalui budaya satuan pendidikan, pembelajaran intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar Pancasila, dan ekstrakurikuler. Di SDN Permata Biru telah dilaksanakan projek profil pelajar Pancasila, salah satunya diterapkan kepada siswa kelas 1 yaitu pengelolaan sampah plastik.
Projek pengelolaan sampah plastik ini dilakukan dengan tiga pertemuan setiap hari Sabtu. Pertemuan pertama adalah tahap perkenalan. Pertemuan ini dilakukan pada tanggal 25 Februari 2023, yaitu pengenalan lingkungan sehat dan tidak sehat, serta jenis-jenis sampah. Pada pertemuan ini siswa mengenal lingkungan sehat dan tidak sehat beserta ciri-cirinya. Siswa juga mengenal tiga jenis sampah yaitu organik, anorganik dan B3, beserta contohnya. Materi ini disampaikan oleh guru kelas dan mahasiswa UPI Kampus Cibiru, Dinda Rahma yang sedang melakukan MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) melalui media salindia dan video.
Pertemuan kedua adalah tahap kontekstual, yaitu mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Pertemuan ini dilakukan pada tanggal 4 Maret 2023. Kegiatan di pertemuan kedua ini siswa memisahkan sampah sesuai jenis-jenis sampah yang telah dipelajari. Siswa secara berkelompok membersihkan sampah di sekitar sekolah dan dimasukkan ke dalam tiga kantong plastik sesuai jenis sampahnya. Kemudian, siswa ditugaskan untuk mengerjakan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) yaitu menggambar sampah yang telah dikumpulkan di kolom tiga jenis sampah. Dengan demikian, pembelajaran ini menjadi pembelajaran bermakna yang akan mudah diingat oleh siswa karena siswa belajar langsung dengan lingkungan sekitar.
Pertemuan ketiga adalah tahap aksi yang dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 2023, siswa menghasilkan produk, yaitu sampah plastik menjadi barang. Setiap siswa diwajibkan membawa botol plastik bekas untuk dijadikan tempat pensil. Siswa memotong botol plastik membentuk tempat pensil. Setelah itu, tempat pensil tersebut dihias sesuai dengan kreativitas masing-masing. Dari kegiatan ini siswa mendapat pembelajaran bahwa sampah dapat dimanfaatkan apabila dijadikan kerajinan. Selain itu, akan menambah jiwa kreativitas siswa.
Dari kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila ini diharapkan siswa dapat mengelola sampah dengan baik dan dapat mengurangi sampah plastik. Diharapkan pula siswa dapat memanfaatkan sampah plastik maupun barang bekas menjadi barang yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Hal ini akan memacu berpikir kritis dan jiwa kreativitas siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H