Mohon tunggu...
dinda pranata
dinda pranata Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger, Book Enthusias, Translator Bahasa Jepang

Ibu Rumah Tangga yang suka nulis. Punya motto "yang penting coba dulu". Baca buku bukan cuma buat gaya-gayaan tapi gaya hidup. Find me at www.senjahari.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Harapan Anak-anak Terhempas karena Orang Dewasa, Lantas Harus Apa?

16 Desember 2021   23:44 Diperbarui: 26 Desember 2021   11:15 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orangtua membari edukasi seks kepada anak. Sumber: Kompas.com

2. Jangan harap anak akan puas dengan satu pertanyaan, ia akan menanyakan hal lain. Seperti misalnya, "Mengapa aku punya penis seperti ini dan punya ibu berbeda." 

Jangan kaget dengan pertanyaan mereka, ini bisa jadi kesempatan kita mengenalkan tentang konsep jenis kelamin kepada mereka. Bisa dijelaskan kalau ibu wanita atau perempuan maka ibu tidak punya penis tapi vagina. Sekali lagi gunakan bahasa sederhana yang bisa mereka mengerti.

3. Kadang anak-anak menjadi sangat, sangat ingin tahu. Ketika saat itu aku tidak bisa menjawab pertanyaannya maka aku akan memberikan jawaban, "Wah, apa ya? Gimana kalau nanti kita cari bersama?" Lalu aku mengalihkan perhatian si kecil dengan permainan lain atau sekedar mengajak jalan keluar.

4.Open discussion ini salah satu yang paling sering aku lakukan pada anak saat menikmati waktu santai di weekend. Biasanya kami duduk di ruang keluarga sambil bersantai dan mengobrol. 

Aku dan suami terkadang mengajak si bocah 3 tahun ini berbincang seputar keseharian dan mengajarkan sedikit demi sedikit tentang bagian tubuhnya. kami sebagai orang tua sering sekali mengulang bagian apa yang boleh dan tidak boleh disentuh orang lain. 

Siapa saja yang boleh menyentuh bagian tubuhnya dan apa yang harus ia lakukan jika ada orang yang ingin menyentuh tubuh utamanya bagian pribadinya. Ini semacam mantra bagi kami untuk membuatnya saadr akan batasan dirinya dan orang lain yang ditemuinya.

Sekali lagi jangan anggap tabu apa itu pendidikan seks pada anak usia dini, karena itu bisa menyelamatkan dia dan masa depannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun