Mohon tunggu...
Dinda PutriRahmawati
Dinda PutriRahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelancer

Seorang mahasiswa yang memiliki minat di bidang kuliner dan travel, juga hobi bermain game online

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mobil Listrik dan Pengaruhnya terhadap Lingkungan

8 April 2024   07:13 Diperbarui: 8 April 2024   08:40 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
english.onlineKhabar.com

Perhatian terhadap dampak negatif yang dihasilkan oleh kendaraan bermesin pembakaran internal terhadap lingkungan telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Dalam upaya mewujudkan transportasi yang lebih bersih dan berkelanjutan, emisi gas buang dan penggunaan bahan bakar fosil merupakan masalah utama. Dalam situasi seperti ini, kendaraan listrik telah menjadi solusi yang menarik untuk mengurangi polusi udara dan mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil.

Di masa depan, kendaraan listrik dianggap sebagai teknologi penting untuk mengurangi emisi dan konsumsi energi dalam industri transportasi. Mereka adalah satu-satunya alternatif teknis yang tersedia untuk mobil dengan mesin pembakaran internal saat ini di pasar. Teknologi penggerak saat ini harus diganti dengan alternatif yang lebih efisien dan ramah lingkungan jika kita ingin memenuhi kebutuhan mobilitas di masa depan, mengurangi emisi terkait iklim dan kesehatan, dan secara bertahap menghilangkan ketergantungan pada minyak. Mobil listrik tidak hanya memenuhi persyaratan tersebut, tetapi juga memberikan peluang bagi masyarakat untuk mengembangkan cara transportasi yang aman dan ramah lingkungan.

Mobil listrik adalah kendaraan yang menghasilkan energi listrik melalui penggunaan baterai dan perangkat penyimpanan energi lainnya yang terpasang didalamnya. Inovasi mobil listrik pertama kali diperkenalkan pada tahun 1828, dan mobil listrik pertama dibuat pada tahun 1884. Dari tahun 1897 hingga 1900, 28% mobil listrik dijual. Mobil listrik menjadi lebih populer pada saat itu, tetapi kendaraan berbahan bakar minyak dapat mencuri pasar karena harga minyak dunia yang rendah. Setelah lama terlupakan, mobil listrik mulai dipandang sebelah mata hingga General Motors mengembangkan konsep EV1 yang sangat disukai pada tahun 1996, yang mencetuskan kebangkitan mobil listrik. Pabrikan mobil terkemuka lainnya, seperti Ford, Toyota, dan Honda, mengikuti jejak General Motors dalam industri ini.

Sumber pencemaran lingkungan terbesar di dunia, termasuk Indonesia, adalah transportasi. Untuk mengatasi masalah ini, kendaraan yang ramah lingkungan harus dibuat. Demikian pula, emisi kendaraan membahayakan kesehatan manusia dan Bumi. Polutan udara bensin dapat menyebabkan asma, kanker, dan penyakit pernafasan. Selain penguragan polusi udara, biaya perawatan yang rendah dan pengurangan ketergantungan minyak ditengah tingginya tingkat penipisan cadangan minyak bumi mendorong banyak negara berinvestasi pada teknologi yang menggunakan sumber energi lain seperti mobil listrik.

Pembuatan mobil listrik memang menggunakan banyak energi. Emisi yang dihasilkan selama produksi mobil listrik cenderung lebih tinggi dibandingkan mobil konvensional. Hal ini disebabkan oleh pembuatan baterai lithium-ion yang merupakan bagian penting dari mobil listrik.  Pada dasarnya, baterai adalah media penyimpanan yang terdiri dari dua elektroda yang terletak pada elektrolit. Elektrolit ini memberikan lingkungan untuk pertukaran ion, yang pada gilirannya menghasilkan listrik. Semua baterai memiliki kelebihan dan kekurangan, tetapi inovasi terbaru dalam baterai Li-ion telah mendorong mereka untuk menjadi populer di pasar karena digunakan di sebagian besar elektronik genggam dan portabel, serta kendaraan listrik. Ini sebagian besar karena energi spesifik (Wh/kg), siklus hidup (life-cycle), dan efisiensi mereka yang tinggi. Kelemahan mereka termasuk biaya yang tinggi dan sistem keamanan dan pemantauan yang kompleks.

Penggunaan kembali dan daur ulang baterai juga merupakan pasar yang berkembang . Saat ini, penelitian mengenai penggunaan baterai bekas untuk digunakan kembali masih terus dikembangkan, agar suatu hari, kita semua bisa memiliki baterai di rumah untuk menyimpan energi. Peluang seperti ini akan mengurangi dampak lingkungan seumur hidup dari pembuatan baterai.

Bahkan setelah mempertimbangkan pembuatan baterai, mobil listrik masih merupakan pilihan yang lebih ramah lingkungan. Hal ini disebabkan berkurangnya emisi yang dihasilkan selama masa pakai mobil.

Banyak orang mempertanyakan seberapa banyak energi yang diperlukan untuk menggerakkan mobil listrik.

Studi yang dilakukan oleh European Energy Agency menemukan bahwa mobil listrik menghasilkan emisi karbon sekitar 17--30 persen lebih rendah daripada mobil berbahan bakar bensin atau solar, bahkan ketika pembangkit listrik menggunakan tingkat karbon yang rendah. Selain itu, emisi dari pembangkit listrik meningkat secara signifikan ketika tingkat karbon yang rendah digunakan.

Electric Ducted Fan (EDF) menghasilkan lebih banyak listrik rendah karbon daripada pemasok lain di Inggris. Selain itu, tarif GoElectric yang ada pada EDF berasal dari sumber daya yang sepenuhnya terbarukan. Ini memungkinkan pengemudi mobil listrik untuk memutuskan cara terbaik untuk mengisi daya, sehingga mereka dapat memaksimalkan dampak lingkungan saat mengemudi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun