Mohon tunggu...
Dinda Ayu
Dinda Ayu Mohon Tunggu... -

Hai! Dinda Ayu Pitaloka! Bring smile to everybody:)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Part of Me

27 September 2013   07:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:20 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Aku selalu bertanya kepada Tuhan. Kenapa Tuhan pertemukan aku dengan dia, seseorang yang pada akhirnya membuat aku tertawa dalam airmata.

Kenapa Tuhan izinkan aku jatuh cinta kepada orang yang notabene membuat aku sakit hati? Kenapa Tuhan biarkan aku menyukainya?

Entahlah.. akupun tak mengerti, cinta selalu datang dengan kejutan yang selalu tak terduga. Walaupun akhirnya dia memintaku jadi kekasihnya.

Sekejap dan sangat singkat. Namun ia begitu lihai menyakiti aku dengan segala kisahnya tentang DIA! DIA yang membuat mood'ku kalang kabut.

Berfikir bagaimana caranya agar aku bisa hilang ingatan. Aku coba bicarakan baik-baik, tapi hasilnya? dia balik men-judge aku dengat seonggok pertanyaan tolol yang aku pun tak pernah mengerti artinya.

Mungkin dia lulusan s3 layaknya vicky prasetyo yangberhasil menipu seekor itik polos. Bukan! aku bukan itik polos itu, aku seekor semut di antara ribuan juta orang.

Dia mungkin tidak pernah melihat aku, lalu mengapa dia menyukaiku? sandiwara? Maybe.

Saat aku ketahuan menangis di hadapannya dia marah-marah, mengataiku alay dan cengeng. Padahal tangisan itu di buat ia sendiri. Aku rasa dia tak adil, dengan seenaknya dia permainkan aku, seenaknya di mangatai aku. Aku memang lemah saat harus berhadapan denganya. Aku memang bodoh saat masih harus menatapnya ketika ia masuk kedalam rumahku. Bodohnya aku membiarkan dia masuk dalam dunia ku. dunia yang sebelumnya ceria dan penuh warna, sesaat setelah dia hadir duniaku mejadi semakin penuh warna, warna cinta, warna galau, warna sedih, dan terus buram sewarna dengan abu-abu. Tapi aku bersyukur diizinkan mengenalnya, disakitinya dan menangisinya. Karena aku tau, perih ini satu-satunya pengingat bahwa dia nyata.

Dedikasi to : Dimas 'my sugarpie'

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun