Mohon tunggu...
Dinda
Dinda Mohon Tunggu... Lainnya - IDN

📍

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Virus Corona Tidak Menjadi Penghalang Bioprospeksi Rumput Laut di Kepulauan Riau

29 Juni 2020   15:30 Diperbarui: 29 Juni 2020   15:31 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia dikenal sebagai Negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam dan salah satu kekayaan sumber daya alam hayati yang bisa kita manfaatkan tersebut adalah alga

Selain ikan, kekayaan hasil laut yang dapat diolah ialah alga meskipun tidak semua alga dapat diolah. Alga yang berukuran makro di Indonesia biasa disebut dengan rumput laut. Rumput laut telah lama menjadi salah satu produk yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dunia.

Sejak dahulu rumput laut telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan obat-obatan. Rumput laut di Indonesia biasanya dikonsumsi oleh masyarakat yang tinggal didaerah pesisir. 

Pada saat dahulu dikarenakan minimnya pengetahuan dan teknologi, masyarakat pesisir memanfaatkan rumput laut untuk dimakan atau dikonsumsi secara langsung. Namun sekarang dengan adanya bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga pemanfaatan rumput laut sangatlah beragam. 

Rumput laut kini dapat dimanfaatkan dalam bidang farmasi, kosmetik, pangan dan pakan. Sejumlah penelitian juga menyebutkan bahwa rumput laut dapat digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan bahan bakar atau biofuel.

Selain didalam negeri, rumput laut juga terkenal di go internasional atau dunia. Namun begitu, Indonesia harus tetap memanfaatkan kondisi geografis-nya. 

Pada tahun 2016, Indonesia menjadi salah satu produsen utama rumput laut dunia dengan produksi rumput laut basah mencapai 11,6 juta ton. Adapun produksi tersebut sebagian besar untuk jenis Euchema spp dan Gracilaria spp.

Begitupun di Kepulauan Riau, pada bulan maret lalu Batam melepas 53 ton rumput laut kering ke China. Namun, pelepasan ekspor rumput laut tersebut tidak ada kesulitan apapun walaupun saat ini Negara sedang dilanda wabah virus corona

Pada awalnya mencari rumput laut tidak menarik minat masyarakat Batam dikarenakan harga jual komoditas tersebut begitu murah. Namun, sejak adanya usaha rumput laut kering, masyarakat mulai tertarik mencari rumput laut. Sekarang sudah ada 300 nelayan yang menggeluti bidang ini. 

Rumput laut kering yang diekspor saat ini merupakan hasil produksi PT Kencana Bumi Sukses, yang dimana dalam sebulan perusahaan tersebut bisa menghasilkan 200 ton rumput laut kering. Hebatnya juga, perusahaan tersebut aktif mengirimkan rumput laut ke Negara China, Vietnam dan Singapura.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun