Mohon tunggu...
Dinda Pandu Febriana
Dinda Pandu Febriana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tenang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memanfaatkan Memori dan Atensi untuk Meningkatkan Regulasi Diri melalui Motivasi

11 Oktober 2024   00:32 Diperbarui: 11 Oktober 2024   00:47 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : trec-cognativa.com

Motivasi sebagai Penggerak Belajar

Motivasi adalah dorongan yang mendorong untuk melakukan sesuatu. Dalam konteks belajar, motivasi sangat penting untuk membantu anak-anak tetap fokus dan berusaha. Ketika anak-anak merasa termotivasi, mereka lebih cenderung untuk memperhatikan informasi, mengulangnya, dan akhirnya menyimpannya dalam memori jangka panjang. 

Bagaimana cara meningkatkan motivasi?

1. Menetapkan tujuan yang jelas, misalnya membantu anak-anak menetapkan tujuan belajar yang spesifik dan realistis dapat meningkatkan motivasi mereka. Misalnya, "Saya akan belajar selama 30 menit setiap hari untuk persiapan ujian." Ketika anak-anak mencapai tujuan ini, mereka merasa puas dan termotivasi untuk terus belajar.

2. Memberikan umpan balik positif, memberikan umpan balik positif ketika anak berhasil mengingat informasi atau mencapai tujuan belajar dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka. Umpan balik membantu anak-anak memahami kemajuan mereka dan apa yang perlu diperbaiki.

3. Mengaitkan pembelajaran dengan minat, yaitu seperti menghubungkan materi pelajaran dengan minat anak-anak dapat membuat mereka lebih termotivasi untuk belajar. Misalnya, jika seorang anak suka bermain video game, ajak mereka untuk mempelajari matematika melalui permainan yang melibatkan angka.

Regulasi Diri Melalui Memori dan Motivasi

Regulasi diri adalah kemampuan untuk mengontrol emosi, perilaku, dan perhatian. Anak-anak yang memiliki keterampilan regulasi diri yang baik dapat lebih fokus dalam belajar dan mengatasi tantangan. Cara untuk menerapkan memori dan motivasi dalam konteks regulasi diri :

1. Refleksi diri, setelah belajar atau menghadapi situasi tertentu, ajak anak-anak untuk merefleksikan pengalaman mereka.Seperti bertanya apa yang berhasil? apa yang bisa ditingkatkan? dengan merenungkan pengalaman, anak-anak dapat belajar untuk mengelola emosi dan perilaku mereka lebih baik.

2. Rencana belajar, dengan mengajarkan anak-anak membuat rencana belajar yang terstruktur dapat membantu untuk tetap fokus dan termotivasi. Rencana ini bisa mencakup waktu belajar, tujuan yang ingin dicapai, dan cara untuk mengevaluasi kemajuan.

3. Teknik relaksasi, seperti pernapasan dalam atau meditasi, dapat membantu anak-anak mengatasi stres dan emosi. Ketika merasa tenang,  anak-anak lebih mampu menyerap informasi dan mengingatnya dengan lebih baik.

Jadi, ketiga komponen kunci yang selalu saling berhubungan dalam proses pembelajaran adalah ingatan, perhatian, dan motivasi. Dengan memahami cara menggunakan memori secara efektif, memberikan perhatian yang tepat, dan meningkatkan motivasi, anak dapat mengembangkan keterampilan regulasi diri yang lebih baik. Hal ini akan membantu mereka dalam kehidupan sehari-hari dan juga dalam kegiatan akademis mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun