Â
Dalam kehidupan sehari-hari kita akan mengenali bagaimana seorang anak-anak harus mengendalikan emosi dan perilaku yang sudah mereka terima melalui informasi. Memori adalah salah satu alat utama dalam proses ini.Â
Namun, anak anak harus memperhatikan dan merasa terpacu agar daya ingatnya dapat berfungsi dengan tepat dan termotivasi. Dapat digali lebih dalam melalui bagimana memori, atensi, dan motivasi saling berhubungan untuk meningkatkan regulasi diri anak-anak.
Apa Itu Memori?
Memori adalah kemampuan kita untuk menyimpan, mengingat, dan menggunakan informasi. Terdapat 2 jenis memori :Â
Memori Jangka Pendek: Ini adalah kemampuan kita untuk mengingat informasi untuk waktu yang singkat, biasanya beberapa detik hingga beberapa menit. Contohnya adalah ketika seorang anak mendengarkan penjelasan guru dan harus mengingatnya untuk menjawab pertanyaan segera setelahnya.
Memori Jangka Panjang: Ini adalah kemampuan kita untuk menyimpan informasi untuk waktu yang lebih lama, seperti berhari-hari atau bertahun-tahun. Misalnya, ketika seorang anak belajar tentang sejarah, informasi ini bisa diingat untuk ujian yang akan datang.
Pentingnya Atensi  dalam Memori
Atensi adalah fokus yang kita berikan kepada informasi yang sedang kita pelajari. Tanpa atensi yang tepat, informasi yang kita simpan dalam memori jangka pendek tidak akan berhasil dipindahkan ke memori jangka panjang. Oleh karena itu, anak-anak perlu belajar bagaimana mengarahkan perhatian mereka dengan efektif.Â
Lalu bagaimana caranya ?
1. Buatlah lingkungan belajar yang tenang, seperti mengatur ruang belajar yang bebas dari gangguan sehingga dapat membantu anak-anak fokus. Pastikan tempat belajar tenang dan nyaman.Â
2. Melakukan teknik mindfulness, seperti pernapasan dalam atau meditasi singkat, dapat membantu anak-anak menenangkan pikiran dan meningkatkan fokus. Ketika pikiran mereka lebih tenang, mereka dapat lebih baik memperhatikan informasi yang penting.
3. Gunakan teknik pengulangan, artinya mengulang informasi yang baru dipelajari adalah cara yang efektif untuk meningkatkan retensi memori. Misalnya, setelah mendengarkan pelajaran, anak-anak dapat mengulang kembali informasi tersebut dengan suara keras.