Mohon tunggu...
Dinda novelia
Dinda novelia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa pendidikan sejarah dan sosiologi. because by writing I can capture my thoughts, and hope to benefit the reader

Be your self and happy Temukan saya di instagram @dinda.nvl

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Gosip Bagian dari Bersosialisasi

28 Maret 2019   19:20 Diperbarui: 28 Maret 2019   19:42 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meski dibilang gosip itu dosa karena menggunjingkan orang lain, tapi bagi sebagian besar orang sangat menikmatinya. Siapapun pernah bergosip/menjdi korban gosip, yah kalo kata Joseph Conrad sih "gossip is what no one claims to like, but everyone enjoys".

Gak ada orang yang mau jadi bahan gosip, tapi sangat menikmati bergosip. Khususnya bagi wanita bergosip adalah rutinitas yang seru dan membuat penasaran, kebiasaan bergosip menjadi semacam ketergantungan dan banyak orang terus menerus melakukanya.

Untuk sebagian besar orang, gosip adalah cara yang paling mudah untuk bersosialisasi, walaupun terkadang hal ini tidak disadari olehnya. Sebuah study di Inggris mengungkapkan bahwa wanita cenderung menghabiskan sedikitnya 5jam perhari untuk mengobrol dan bergosip, 30% wanita mengatakan bahwa mereka tidak dapat dipercaya untuk menyimpan rahasia.

Seorang psikolog bernama Rosalina Verauli mengungkapkan bahwa 2/3 percakapan manusia adalah topik sosial berbentuk gosip (Dunbar, 2004) "gosip itu bisa mempererat hubungan sosial, tak heran jika banyak orang berlomba-lomba untuk punya gosip terbaru agar mereka diterima dipergaulan dan memiliki kendali sosial di masyarakat" paparnya.

Sebagian dari kelompok pertemanan (geng) baik di lingkungan tetangga,sekolah,kelompok arisan,kelompok kerja,organisasi dan yang lainya, masing-masing dari mereka mengaku bahwa kedekatan mereka berawal dari bergosip, 30% mengatakan bergosip soal pencapaian orang lain dan 70% bergosip soal kejelekan orang lain.

Setiap bertemu/berkumpul seringkali mereka membicarakan orang lain sebagai topik hangat untuk merekatkan kebersamaan, selain itu menurut mereka membicarakan orang lain adalah sutikan energi yang membuat mereka merasa lebih tinggi dari orang lain.

"tuntutan sosial untuk menjadi sempurna sering menjatuhkan kita pada pola perilaku nyinyir dan bergosip, dengan membicarakan keburukan orang lain kita menyadari gambaran-gambaran diri kita sebagai yang paling sempurna, letika bersosialisasi kita membutuhkan koneksi dan kesamaan secara umum agar obrolanya nyambung" kata salah seorang yang mengakui bahwa gosip sebagai bagian dari sosialisasi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun