Film "Tanda Tanya" merupakan sebuah karya yang menggugah kesadaran penonton tentang pentingnya toleransi dalam masyarakat yang beragam. Dalam konteks sosial, film ini menggambarkan bagaimana individu dan kelompok yang berbeda latar belakang agama, budaya, dan keyakinan dapat hidup berdampingan meskipun terdapat perbedaan yang mencolok. Melalui narasi yang kuat dan karakter yang kompleks, film ini menyampaikan pesan bahwa toleransi bukan hanya sekadar sikap, tetapi juga sebuah kebutuhan dalam menciptakan harmoni sosial.
Toleransi dalam Konteks Sosial
Toleransi dapat dipahami sebagai sikap saling menghormati dan menerima perbedaan antarindividu, terutama dalam konteks agama dan budaya. Dalam film "Tanda Tanya", kita melihat bagaimana karakter-karakter utama berinteraksi satu sama lain meskipun memiliki pandangan yang berbeda. Seperti, terdapat adegan di mana seorang tokoh Muslim berusaha memahami perspektif seorang tokoh Kristen, menunjukkan bahwa dialog antar agama sangat penting untuk membangun saling pengertian.
Max Weber adalah seorang sosiolog dan filsuf Jerman yang dianggap sebagai salah satu pendiri sosiologi modern. Ia lahir pada 21 April 1864 dan meninggal pada 14 Juni 1920. Pemikiran Weber sangat berpengaruh dalam pengembangan teori sosial, terutama dalam memahami hubungan antara individu, masyarakat, dan institusi.(Zuly Qodir, 2018:53). Â
Menurut Max Weber, konstruksi sosial adalah cara individu dan kelompok menciptakan makna melalui interaksi sosial mereka. Dalam konteks film ini, interaksi antara karakter-karakter dari latar belakang yang berbeda menciptakan sebuah narasi yang memperlihatkan dinamika sosial yang kompleks. Weber menekankan bahwa pemahaman terhadap realitas sosial tidak dapat dipisahkan dari konteks budaya dan sejarah di mana individu berada.(Zuly Qodir, 2018: 53). Oleh karena itu, film ini tidak hanya menggambarkan toleransi sebagai konsep abstrak, tetapi juga sebagai praktik yang harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.Â
Dinamika Karakter dan Toleransi
Karakter-karakter dalam "Tanda Tanya" merepresentasikan berbagai pandangan dan pengalaman hidup yang berbeda. Melalui konflik dan resolusi yang mereka alami, penonton diajak untuk merenungkan bagaimana sikap toleran dapat mempengaruhi hubungan antarindividu. Misalnya, ada momen ketika salah satu karakter harus menghadapi prasangka dari orang-orang di sekitarnya karena keyakinannya. Namun, melalui dialog terbuka dan keinginan untuk memahami satu sama lain, mereka berhasil mengatasi perbedaan tersebut.
Film ini juga menunjukkan bahwa toleransi bukan berarti menghilangkan perbedaan, melainkan merayakan keberagaman. Dalam satu adegan, karakter-karakter berkumpul untuk merayakan sebuah festival yang melibatkan tradisi dari berbagai agama. Hal ini menggambarkan bahwa perayaan keberagaman dapat menjadi jembatan untuk membangun hubungan yang lebih baik antar kelompok.
Pesan Moral dan Relevansi dengan Isu Aktual
Pesan moral yang terkandung dalam film ini sangat relevan dengan isu-isu terkini terkait radikalisme dan kekerasan berbasis agama. Dalam masyarakat yang semakin terpolarisasi, penting bagi kita untuk mengingat bahwa perbedaan bukanlah ancaman, melainkan kesempatan untuk belajar dan tumbuh bersama. Film "Tanda Tanya" mengajak penonton untuk berpikir kritis tentang bagaimana kita dapat berkontribusi pada masyarakat yang lebih inklusif.
Dalam konteks Islam, toleransi merupakan nilai dasar yang diajarkan dalam Al-Qur'an. Misalnya, Surah Al-Hujurat (49:13) menekankan pentingnya mengenal satu sama lain tanpa memandang suku atau bangsa. Dengan demikian, film ini sejalan dengan ajaran Islam tentang pentingnya saling menghormati dan memahami perbedaan.