Islam telah mengajarkan manusia untuk menghadapi perbedaan dalam kehidupan bermasyarakat sejak ajarannya diturunkan. Mempertimbangkan perbedaan-perbedaan ini, pandangan Islam didasarkan pada tiga perspktif, yaitu yang pertama adalah persepektif Kalam Allah s.w.t yang termuat dalam alqur'an, yang kedua yaitu perspektif keteladanan nabi Muhammad s.a.w, dan yang terakhir adalah melalui keteladanan para sahabat Nabi dan orang-orang yang shalih.
Ketika kita melihat sisi negatifnya saja dalam kerukunan antar umat beragama, misalnya orang yang melakukan adu domba antar umat beragama, ujaran kebencian, melakukan kekerasan, penghinaan terhadap suatu agama dan lain sebagainya, maka akan menimbulkan keretakan diantara umat beragama. Kita sebagai umat Islam harus memberi ujaran kasih sayang bukan ujaran kebencian, dan melihat perspektif dari sudut pandang Islam. Nabi Muhammad Saw tidak pernah berdakwah dengan kekerasan melainkan karena kelembutan hati dan kebaikan beliau, dia tidak pernah memaki-maki orang yang berbeda pendapat dan keyakinan dengannya. Apalagi sampai memerangi pemeluk agama lain. Karena didalam alqur'an mengatakan, "La Ikraha fi al-din" yang artinya tidak ada paksaan dalam beragama. (Q.S: al-Baqarah:256). Perbedaan agama tidak menghalangi Rasulullah untuk berbuat baik kepada siapapun. Rasulullah pernah berkata:, "Bertakwalah kepada Allah dimanapun kalian berada. Iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik agar dosamu dihapuskan. Berinteraksilah dengan sesama manusia dengan akhlak yang baik". (HR: Abu Daud).
Selain menyuruh berbuat baik kepada siapapun, termasuk nonmuslim sekalipun, Rasulullah juga memberi jaminan kepada nonmuslim. Beliau mmperingati umat Islam agar tidak menyakiti dan membunuh nonmuslim. Rasulullah bersabda: "siapa yang menyakiti atau membunuh kafir mu'ahad (kafir dzimmi), maka dia tidak akan mencium wanginya surga (masuk ke dalam surga)" (HR: al-Bukhari)
Beberapa contoh toleransi pada zaman Rasalullah terhadap umat agama lain:
Nasihat rasalullah kepada Asma binti Abu bakar
Rasululllah minta suaka politik kepada raja najasyi
Rasulullah dan pelayan Yahudi,
Rasulullah dan perempuan Yahudi
Nabi Muhammad dan bantuan Yahudi
Nabi Muhammad dan bantuan Nasrani
Rasulullah melarang mendzalimi nonmuslim
Rasulullah menggadaikan baju perangnya kepada nonmuslim
Rasulullah meminta Aisyah untuk berbagi makanan kepada tetangga Yahudi
Rasulullah menyuapi makanan kepada Yahudi
Itulah beberapa contoh toleransi antar umat beragama pada zaman Rasulullah, Rasulullah menjamin hak hidup Nonmuslim. Dalam kehidupan, beliau menyetarakan hak hidup muslim dan nonmuslim. Setiap orang, apapun agama dan keyakinan yang dianutnya, tidak boleh disakiti dan dibunuh karena alasan perbedaan. Mereka tetap diberi perlindungan hukum selama tidak melanggar aturan dan memerangi orang lain. Rasulullah mengingatkan orang yang membunuh nonmuslim, yang tidak memerangi umat Islam, tidak akan mencium wanginya surga.
Salah satu contoh toleransi di Indonesia, di Kabupaten Indramayu ada seorang nonmuslim yang beragama Kristen, beliau sedang sakit dan hidup sebatangkara beliau tinggal dilingkungan mayoritas Muslim, orang muslim tersebut bergotong royong dan memperdulikan orang nonmuslim untuk membiyai perobatan nonmuslim tersebut dan mendoakan orang nonmuslim lekas sembuh. Dan setiap minggunya ada pendeta yang mengunjungi beliau untuk melakukan ibadah dan mendoakan ibu tersebut lekas sembuh.
Dari kisah diatas menandakan bahwa toleransi antar umat beragama di Indonesia sangat tinggi, walaupun ada beberapa oknum yang intoleransi, menyebarkan ujaran kebencian, hina menghina, mengadu domba antar umat beragama, tetapi tidak semua nya begitu masih banyak lagi kerukunan antar umat beragama ini sangat damai, penuh kasih dan sayang, kita sebagai umat Islam sebaiknya menjaga kerukunan antar umat beragama, bergotong royong, saling kasih mengasihi sesama manusia, dan tidak mudah terprovokasi, mudah di adu domba oleh pihak yang ingin merusak kerukunan antar umat beragama.
Menurut Wiharso "Hubungan antara Muslim dengan penganut agama lain tidak dilarang oleh syariat Islam, kecuali bekerja sama dalam 2 persoalan, yaitu Aqidah dan Ibadah. Kedua persoalan tersebut merupakan hak intern umat Islam yang tidak boleh dicampuri pihak lain, tetapi aspek sosial kemasyarakatan dapat Bersatu dalam kerja sama yang baik.
Kesimpulannya bahwa, Islam itu sangat menjunjung tinggi masalah toleransi terhadap pemeluk agama yang lain, terutama dalam akhlak (tingkah laku) orang Islam terhadap siapapun, baik itu terhadap saudara, tetangga, teman, dan lain sebagainnya. Bahkan terhadap umat yang lain. Ketika ada orang Islam yang membuat retaknya kerukunan hidup antar umat beragama, tentunya hal itu tidak berdasar pada ajaran Islam, melainkan mengikuti hawa nafsunya.(Hadi)
Kata Gusdur: "Tidak penting agama dan sukumu, jika kamu bisa berbuat baik kepada semua orang, orang tida akan tanya apa agamamu".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H