Mohon tunggu...
Dinda Miralda Septia
Dinda Miralda Septia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Writing about films, communication, travel, and occasionally exploring social issues. —always curious, always learning.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fenomena Tagar #KaburAjaDulu : Awal Dari Urban Exodus ke Luar Negeri di Indonesia?

31 Januari 2025   21:36 Diperbarui: 31 Januari 2025   21:36 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tagar #KaburAjaDulu yang sempat viral di X (Twitter) menggambarkan sebuah fenomena yang lebih dari sekadar canda atau keluhan ringan. Meskipun terdengar seperti sindiran terhadap kehidupan sehari-hari, fenomena ini mencerminkan keresahan yang lebih dalam, terutama di kalangan warga kota besar di Indonesia. Keinginan untuk "kabur" atau pergi ke luar negeri bukan lagi hanya angan-angan, tetapi mencerminkan keresahan terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan politik di tanah air. Urban exodus, atau gelombang migrasi ke luar negeri, mungkin merupakan langkah selanjutnya dari banyak orang Indonesia yang merasa tertekan dengan kehidupan di kota besar.

Apa Itu Urban Exodus?

Urban exodus adalah perpindahan massal penduduk dari kota besar ke daerah yang lebih kecil atau bahkan ke luar negeri. Faktor utama yang mendorong urban exodus biasanya terkait dengan kualitas hidup yang rendah, biaya hidup yang tinggi, serta kurangnya peluang untuk berkembang. Dalam konteks Indonesia, meskipun banyak orang berpikir untuk mencari ketenangan di daerah pedesaan, tren yang lebih terlihat justru mengarah ke keinginan untuk tinggal di luar negeri.

Tagar #KaburAjaDulu mulai viral di X (Twitter), di mana banyak warganet mengungkapkan perasaan lelah, frustasi, dan keinginan untuk meninggalkan kehidupan di kota besar. Meskipun tagar ini sering dianggap sebagai bentuk humor atau keluhan, sebenarnya ia mencerminkan keinginan yang lebih besar untuk mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri. Banyak pengguna media sosial ini berbicara tentang bagaimana mereka merasa terjebak dalam rutinitas yang monoton dan penuh tekanan, serta kesulitan untuk menemukan peluang yang sesuai dengan impian mereka.

Keinginan untuk "kabur" ini bukan hanya sekadar soal mencari ketenangan di luar kota, melainkan lebih pada mencari peluang yang lebih baik di luar Indonesia, di negara-negara dengan kualitas hidup lebih tinggi, serta sistem yang dianggap lebih mendukung kemajuan pribadi dan profesional.

Tagar #KaburAjaDulu menunjukkan keresahan yang didorong oleh beberapa faktor utama yang berhubungan dengan kehidupan di kota besar Indonesia. Biaya hidup yang semakin tinggi, dengan harga properti yang tidak terjangkau dan biaya transportasi yang terus naik, membuat banyak orang merasa terjebak dalam rutinitas yang penuh tekanan. Peluang kerja yang lebih baik di luar negeri, terutama di negara-negara seperti Kanada, Australia, dan Jepang, mendorong generasi muda untuk mencari kehidupan yang lebih stabil dan memadai. Selain itu, kualitas hidup yang semakin menurun di kota besar, dengan polusi udara dan kemacetan, menjadi alasan kuat untuk mencari lingkungan yang lebih bersih dan nyaman di luar negeri. Ketidakpuasan terhadap ketidakpastian politik dan sosial di Indonesia juga mendorong banyak orang untuk mempertimbangkan pindah ke negara yang lebih stabil dan menawarkan sistem yang lebih adil.

Apakah Fenomena #KaburAjaDulu Menandakan Urban Exodus yang Sebenarnya?

Meski terdengar seperti keluhan biasa, tagar #KaburAjaDulu sebenarnya menggambarkan sebuah tren yang lebih besar---yaitu kecenderungan untuk meninggalkan Indonesia demi mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri. Meskipun fenomena ini belum tentu terjadi dalam skala massal, semakin banyak orang yang mempertimbangkan untuk pergi, baik untuk bekerja, belajar, atau mencari kehidupan yang lebih stabil dan berkualitas.

Keinginan untuk "kabur" ini adalah langkah awal menuju urban exodus yang nyata, terutama di kalangan mereka yang merasa bahwa peluang di tanah air semakin terbatas. Meskipun imigrasi ke luar negeri membawa tantangan tersendiri, seperti proses hukum yang rumit dan adaptasi budaya yang perlu waktu, kenyataannya semakin banyak orang yang siap menghadapinya demi kehidupan yang lebih baik.

Bagi pemerintah, ini adalah sinyal yang perlu diperhatikan. Banyaknya orang yang merasa terdorong untuk "kabur" menunjukkan bahwa ada tantangan besar dalam hal kualitas hidup, peluang ekonomi, dan stabilitas sosial di tanah air. Jika tren ini terus berlanjut, Indonesia berisiko kehilangan potensi besar dari generasi muda yang seharusnya menjadi motor penggerak perubahan dan kemajuan di negeri ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun