8. Integritas vs Keputusasaan (Late Adulthood: 65 tahun ke atas)
Pada tahap akhir kehidupan, individu merenungkan pencapaian hidupnya. Mereka yang merasa hidupnya bermakna akan mencapai integritas, sedangkan mereka yang menyesal cenderung mengalami keputusasaan.
Relevansi dalam Kehidupan Sehari-hari
Teori psikososial Erikson memiliki relevansi yang besar dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan, pekerjaan, dan hubungan sosial:
Dalam Pendidikan
Guru dapat menggunakan teori ini untuk memahami kebutuhan perkembangan siswa pada setiap tahap. Misalnya, siswa sekolah dasar yang berada di tahap kerajinan vs inferioritas membutuhkan pengakuan atas prestasi mereka agar merasa kompeten.
Dalam Keluarga
Orang tua dapat membantu anak mereka melalui tahapan psikososial dengan menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan emosional dan sosial. Misalnya, memberikan kebebasan kepada anak usia prasekolah untuk bereksplorasi tanpa rasa takut dapat mendorong rasa inisiatif.
Dalam Dunia Kerja
Pada tahap dewasa muda hingga paruh baya, individu sering kali terlibat dalam pencarian makna melalui pekerjaan dan hubungan. Pemahaman tentang pentingnya generativitas dapat membantu menciptakan budaya kerja yang produktif dan bermakna.
Kritik dan Pengembangan Teori Erikson
Meskipun teori Erikson banyak diapresiasi, ada beberapa kritik terhadapnya:
1. Generalisasi Berlebihan
Erikson menggunakan pendekatan yang cenderung universal, sehingga kurang memperhatikan perbedaan budaya dan konteks sosial. Misalnya, tahapan perkembangan tertentu mungkin tidak berlaku di masyarakat non-Barat.
2. Kurangnya Bukti Empiris
Beberapa konsep dalam teori Erikson, seperti krisis psikososial, sulit diukur secara objektif.
Namun, teori ini tetap menjadi landasan penting dalam psikologi perkembangan. Banyak penelitian modern memperluas atau mengadaptasi konsep Erikson untuk memahami pengaruh budaya, gender, dan perubahan sosial terhadap perkembangan manusia.