Pendidikan Indonesia dalam Kacamata Profil Pelajar Pancasila - Dinda Mayang Saputri - 2202114789
1. Mahasiswa mengobservasi secara kritis apa tantangan menghayati Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21.
Jawaban:
Pancasila sebagai entitas bangsa Indonesia memiliki makna bahwa Pancasila adalah sesuatu gagasan yang berbeda dengan gagasan lain karena merupakan gagasan dan pemikiran yang dikemukakan oleh bangsa Indonesia yang tentunya sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia. Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia memiliki makna bahwa sila-sila yang terkandung di Pancasila merupakan ciri khas yang hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia dan dalam penerapan di kehidupan sehari-hari, sila-sila tersebut saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan.
Meskipun zaman telah berkembang pesat yaitu memasuki abad ke-21, penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari harus terus dilakukan. Hal ini dilakukan agar bangsa Indonesia tetap berada pada kaidahnya dan tidak kehilangan jati dirinya di tengah perkembangan zaman yang begitu pesat ini. Salah satu contoh penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yaitu penerapan Pancasila dalam sektor pendidikan yang saat ini diwujudkan dengan Profil Pelajar Pancasila. Namun, dalam menerapkan Profil Pelajar Pancasila pada pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam pendidikan abad ke-21 tidak lah mudah, terdapat berbagai tantangan diantaranya yaitu:
- Pengaruh lingkungan pergaulan peserta didik
Tantangan dalam penghayatan Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 yang telah diajarkan disekolah adalah pengaruh lingkungan pergaulan peserta didik. Menurut Muhaimin (2022) Lingkungan merupakan salah satu objek yang sangat berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang manusia. Terlebih lagi terhadap pembentukan karakter serta tingkah laku bagi manusia itu sendiri. Seseorang yang tumbuh dan berkembang di lingkungan yang baik maka akan baik pula karakter dan tingkah laku yang terbentuk dalam dirinya. Begitu pula dengan manusia yang tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang buruk, maka karakter dan tingkah laku yang terbentuk akan mendominasi pada lingkungan tempat tinggalnya. Lingkungan pergaulan tempat berkembangannya perilaku terhadap kebiasaan yang ada di lingkungan. Lingkungan pergaulan yang kurang baik akan berpengaruh pada perkembangan jiwa seseorang. Hal- hal yang tidak baik yang diterimanya dalam interaksi menjadi hal yang biasa baginya. Lingkungan dan pergaulan yang tidak baik dapat mempengaruhi seseorang untuk melanggar norma-norma yang ada di dalam masyarakat. Oleh karena itu lingkungan pergaulan anak atau peserta didik sangatlah mempengaruhi dalam pembentukan karakter anak sehingga hal ini termasuk menjadi tantangan dalam penghayatan Pancasila dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila yang telah diajarkan di sekolah. - Akses Teknologi dan Informasi yang sangat mudah dan luas.
Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi juga ikut berkembang dengan begitu pesatnya. Semua informasi yang ingin diketahui dapat diakses dengan sangat mudah melalui internet oleh orang dari segala usia. Apabila disalah gunakan oleh anak-anak maka hal tersebut dapat menyebabkan anak-anak kurang memiliki tata karma dan sopan santun dalam berperilaku. Maka, dalam pendidikan perlu membiasakan peserta didik untuk bersikap sesuai dengan karakter Profil Pelajar Pancasila, hendaknya guru bekerja sama dengan orang tua dalam memberikan arahan dan batasan dalam mengakses informasi khususnya dari dunia digital. - Keterlibatan peran orang tua dalam pendidikan kurang maksimal
Dalam mencapai keberhasilan pendidikan, peran guru sebagai pendidik tidak lah cukup. Namun, harus ada peran serta orang tua dalam prosesnya. Kebanyakan orang tua saat ini kurang peduli terhadap pendidikan anaknya khususnya pada aspek afektif. Para orang tua hanya peduli pada aspek kognitif saya, sehingga terkadang sikap peserta didik saat ini kurang baik meskipun aspek kognitif baik. Hal ini berlaku untuk aksi nyata dalam penerapan Profil Pelajar Pancasila bahwa penerapan Profil Pelajar Pancasila tidak cukup hanya diterapkan di sekolah saja, namun perlunya bantuan orang tua dalam membiasakan perilaku Profil Pelajar Pancasila di rumah. Â Kurang tersedia jumlah guru yang memiliki motivasi, semangat dan pengetahuan dalam menerapkan karakter Profil Pelajar Pancasila. - Fakta di lapangan, masih banyak guru-guru yang belum memiliki motivasi, semangat dan pengetahuan dalam penerapan karakter Profil Pelajar Pancasila.Â
Guru-guru tersebut cenderung masih nyaman dan betah dengan perangkat pembelajaran kurikulum sebelumnya dan sebagian kecil menganggap kurikulum merdeka yang memuat Profil Pelajar Pancasila kurang praktis dan menambah beban kerja guru khususnya dalam merancang perangkat pembelajaran yang memuat penerapan karakter Pelajar Profil Pancasila.
- Adanya akses informasi yang sangat luas dan tidak terbatas
Pada abad ke-21 yang telah berkembang pesat dalam hal teknologi dimana akses informasi sangat luas dan tidak terbatas dalam artian semua orang dari segala umur bisa mengakses informasi tersebut jika memiliki perangkat elektronik/gawai yang menyebabkan banyak anak muda saat ini kurang memiliki tata krama dan sopan santun dalam berperilaku. Oleh karena itu, ketika membiasakan peserta didik untuk bersikap sesuai dengan karakter Profil Pelajar Pancasila, hendaknya guru berkerja sama dengan orang tua dalam memberikan arahan dan batasan dalam mengakses informasi khususnya dari dunia digital.
2. Mahasiwa menuliskan secara kritis bagaimana Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah (kelas).
Jawaban :
Perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam Pendidikan Abad ke-21 di ekosistem sekolah (kelas) dapat dilakukan dengan kegiatan-kegiatan berikut, yaitu:
Pada elemen Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:- Membiasakan peserta didik untuk melakukan kegiatan ibadah berdasarkan agama-agamanya masing-masing. Misalnya peserta didik untuk yang beragama Islam mengaji Al-Qur'an setiap pagi sebelum memulai pembelajaran di kelas. Â
- Membiasakan peserta didik untuk melakukan doa sebelum dan sesudah memulai aktivitas belajar.
- Menumbuhkan karakter berperilaku baik terhadap sesama dapat dilakukan dengan pembiasaan dari mulai hal yang sederhana seperti selalu menyapa saat bertemu guru ataupun teman.
- Menanamkan nilai-nilai baik kepada peserta didik seperti menghormati teman atau guru yang berbeda agama dan menunjukkan sikap toleransi kepada semua warga sekolah.
Pada elemen Berkebinekaan Global dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
- Melaksanakan pembelajaran di kelas yang bermuatan lokal dan seni budaya sesuai daerah sekolah masing-masing agar siswa mengenal identitas budaya daerah masing-masing.
- Guru melaksanakan pembelajaran yang mengandung unsur-unsur kearifan lokal pada mata pelajaran lain seperti pada sains menjadi etnosains. Â
- Melaksanakan peringatan hari besar Nasional seperti memakai baju adat saat Hari Peringatan Sumpah Pemuda.
Pada elemen Bergotong Royong dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu: - Melakukan pembelajaran dengan metode diskusi yang akan melatih kerja sama dan semangat gotong royong peserta didik.
- Melakukan kegiatan bersih sekolah secara bersama-sama misalnya pada kegiatan Jumat bersih, para siswa diajak untuk bergotong royong dalam membersihkan lingkungan sekolah.
Pada elemen Mandiri dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
- Memberikan peserta didik tugas mandiri
- Memberikan peserta didik wadah mengasah kemandirian seperti dalam OSIS, MPK dan ekstrakurikuler lainnya.
Pada elemen Bernalar Kritis dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
- Guru dapat melaksanakan pembelajaran yang mengasah kemampuan berpikir kritis siswa seperti pembelajaran Project Based Learning, Guided Inquiry Learning dan lain sebagainya.
- Guru dapat memberikan tugas yang mengasah kemampuan berpikir kritis siswa seperti meminta pendapat siswa terkait kasus/kejadian nyata yang berhubungan dengan materi yang diajarkan.
Pada elemen kreatif dapat diwujudkan dalam kegiatan berikut, yaitu:
- Guru dapat melaksanakan pembelajaran yang mengasah kemampuan berpikir kreatif siswa seperti pembelajaran Project Based Learning, Guided Inquiry Learning dan lain sebagainya.
- Guru dapat memberikan tugas yang mengasah kemampuan berpikir kreatif siswa seperti meminta siswa untuk membuat infografis terkait tugas mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H