Mohon tunggu...
Dinda Lindia Cahyani
Dinda Lindia Cahyani Mohon Tunggu... Pembelajar -

Bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Karakter Tulisan Penulis

21 Maret 2018   19:03 Diperbarui: 21 Maret 2018   19:16 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Sudah beberapa hari saya tidak membuat tulisan, entah itu tulisan langsung atau sekedar draftuntuk dipublikasikan di blog pribadi atau kompasiana. Ada yang mengganggu pikiran saya ketika menengok kembali beberapa coretan yang sudah dipublikasikan. Merasa tulisan itu bukan representasi dari saya, dan itu membuat jenuh dan BeTe.

Kejenuhan itu muncul ketika ide menulis terhalang oleh harapan untuk 'dilirik' pembaca. Padahal niat awal saya menulis adalah agar jari-jari tidak kaku dalam mengalirkan ide yang muncul di kepala. Setiap kali memposting tulisan pasti saya tengok sudah berapa orang yang melihat tulisan tersebut. Padahal jika dipikirkan, orang yang menengok tulisan belum tentu membaca apa yang kita tulis kata per kata.

Alhasil, karena beloknya niat semula membuat saya harus kembali merumuskan formula. Kembali meluruskan niat awal yang bertujuan untuk mengasah kreatifitas ide. Tidak sekedar ngutilberita dari sumber luar dan menerjemahkannya yang terkadang 'kacau' karena belum mumpuni.

Saya sendiri terpukau dengan beberapa kompasianer yang memiliki ciri khasnya dalam menulis. Seakan sudah memiliki karakter dalam tulisannya itu. Oleh karenanya saya terinspirasi untuk tidak lagi mengekor berita lalu lupa tentang apa yang ingin dibagikan dari hati nurani.

Jujur, saya bukan penulis professional cuma amatir yang mengekspresikan kegundahan. Hanya bercita-cita agar tulisan yang saya telurkan bisa menginspirasi bagi diri sendiri atau segelintir orang. Terlebih lagi jika tulisan saya bisa menjadi bola salju inspirasi, itu akan sangat membanggakan. Bukan bangga karena sombong, namun bangga karena hidup ini tidak sia-sia dengan hanya memburu atensi agar populer.

Maka dari itu membangun karakter seorang penulis sangat penting dan tidak terlalu fokus pada orang lain. Jika banyak pembaca yang tertarik maka itu hanya nilai plus-plusdari jerih payah penggunaan akal.

Dengan sering membaca karya orang lain pun kita bisa memahami bagaimana karakter tulisan seorang penulis. Sehingga dari sana kita punya kepercayaan diri untuk menentukan ingin seperti apa dan bagaimana tulisan kita. Sehingga karakter itu akan muncul secara alami dengan terusnya melatih diri dalam menuliskan ide yang murni dan mengalir tanpa cenderung menduplikat tulisan orang lain.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun