Mohon tunggu...
Dinda Lindia Cahyani
Dinda Lindia Cahyani Mohon Tunggu... Pembelajar -

Bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Humaniora, Terdengar seperti Mantera Sihir

3 Maret 2018   15:34 Diperbarui: 3 Maret 2018   15:42 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Humaniora sepintas ketika saya perhatikan seperti sebuah mantra yang diucapkan Hermione Granger yaitu Alohomora,dipakai untuk membuka kunci. Sedangkan dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata "Humaniora" berarti ilmu-ilmu yang mempelajari tentang cara membuat atau mengangkat manusia menjadi lebih manusiawi dan berbudaya. Itu artinya rubrik  ini seharusnya berisi artikel yang mengarahkan manusia agar lebih manusiawi dan berbudaya.

Daya khayal saya mungkin terlalu berlebihan, namun akal saya berkata dua kata tersebut tidak jauh berbeda dalam pemaknaannya pun. Setidaknya Humaniora adalah pembuka kunci akal manusia dari terkuncinya ide di kepala.

Rubrik ini menarik perhatian saya, apakah orang-orang yang menulis di rubrik ini merupakan orang-orang yang manusiawi dan berbudaya dibanding penulis di rubrik lain. Tentu hal ini wajar jika saya pertanyakan. Tidaklah orang mendorong manusia lain agar menjadi manusiawi dan berbudaya kecuali penulis rubrik itu sudah memiliki kedua sifat tersebut. Namun saya sendiri, merasa harus mempelajari lebih jauh apa itu manusiawi dan seperti apakah berbudaya itu.

Orang berkata pena dan tulisan adalah senjata masa kini yang digunakan publik. Ibarat dua sisi mata pisau yang satu bisa melukai, dan yang lainnya bisa membantu. Tergantung kita ingin menggunakan tulisan tersebut untuk melukai atau mempertahankan diri dan orang lain.

Jika rubrik Humaniora dihadirkan agar penulis bisa menginspirasikan para pembaca dan mendorong manusia lebih manusiawi, maka perlu diapresiasikan. Tapi tulisan seperti apa yang bisa memanusiakan manusia? Apakah penulis di rubrik ini memiliki latar belakang seorang motivator, trainer, atau guru besar? Saya rasa kompasianer diberikan kebebasan untuk memasukkan tulisannya ke dalam rubrik tanpa melihat latar belakang. Itu artinya setiap orang memiliki peluang untuk menjadi pendorong manusia lain untuk lebih manusiawi dan berbudaya, dengan kata lain, dia pun bisa mengakui dirinya sebagai orang yang memiliki sifat manusiawi dan berbudaya.

Setelah saya periksa dari KBBI bahwa yang dimaksud dengan manusiawi berarti bersifat manusia (kemanusiaan). Sedangkan sifat manusia itu banyak tidak hanya satu. Menurut situs dokterpsikologi ada tiga puluh lima sifat dasar manusia, di antaranya sombong, susah memaafkan, pesimis, dan lain sebagainya. Dari sini saya memiliki pertanyaan jika Humaniora adalah ilmu yang mempelajari cara mengangkat manusia lebih manusiawi, maka manusiawi yang dimaksud seperti apa? Menjadi lebih pesimis, menjadi lebih sombong, menjadi lebih sering melakukan kesalahan, atau apa? 

Di sini saya tidak ingin menentang rubrik ini, justru dengan adanya rubrik ini saya senang bahwa orang-orang ingin menjadi pendorong agar manusia agar lebih baik. Tapi kalimat mengangkat manusia lebih manusiawi dalam hal ini kata "Humaniora" itu sendiri menjadi pertentangan di dalam kepala saya. Ah entahlah. Namun ada benarnya juga bahwa humaniora sangat diperlukan dalam masyarakat sekarang. Karena hari ini banyak manusia yang merasa dirinya malaikat yang tak pernah salah, banyak manusia yang hilang jati dirinya dan lebih bringas dibanding binatang liar, banyak manusia yang lupa bahwa di kepalanya ada otak yang berfungsi menyempurnakan akal sehingga terbentuk pikiran dan ide. Maka rubrik Humaniora benar-benar diperlukan untuk mengarahkan manusia agar tidak lupa terhadap jati dirinya. 

Humaniora terdengar seperti mantera sihir, yang menyihir orang-orang yang mengabaikan sifat kemanusiaannya untuk lebih manusiawi dan menerima dirinya apa adanya. Agar manusia menggunakan kekurangannya sebagai pendorong untuk meningkatkan kelebihan yang diberikan Tuhan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun