Mohon tunggu...
dindalestari
dindalestari Mohon Tunggu... Penulis - mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perempuan dalam Politik

31 Desember 2024   20:50 Diperbarui: 31 Desember 2024   20:01 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

ARTIKEL

PEREMPUAN DALAM POLITIK

Perempuan memiliki potensi besar dalam pembangunan politik, baik di tingkat lokal maupun nasional. Namun, partisipasi perempuan dalam politik sering kali menghadapi hambatan yang kompleks, mulai dari stereotip gender, minimnya akses pendidikan politik, hingga kendala struktural dalam sistem pemerintahan. Dalam beberapa dekade terakhir, berbagai negara, termasuk Indonesia, telah berupaya meningkatkan representasi perempuan dalam politik melalui kuota gender dan pemberdayaan perempuan. Namun, tantangan tetap ada, sehingga diperlukan upaya strategis untuk memastikan perempuan memiliki peran signifikan dalam proses pengambilan keputusan.

 Partisipasi perempuan dalam politik menunjukkan perkembangan yang signifikan, tetapi juga mencerminkan perjuangan panjang melawan diskriminasi gender. Di Indonesia, peran perempuan dalam politik mulai terlihat sejak era pergerakan nasional. Tokoh seperti Kartini, Siti Walidah, dan Maria Walanda Maramis menjadi inspirasi dalam memperjuangkan hak perempuan, khususnya dalam pendidikan dan keterlibatan publik.
Pada masa kemerdekaan, perempuan mulai memasuki arena politik formal, meskipun jumlahnya masih terbatas. Salah satu pencapaian penting adalah kehadiran tokoh perempuan seperti Maria Ulfah Santoso, yang menjadi menteri perempuan pertama di Indonesia pada era Soekarno. Di era reformasi, berbagai kebijakan afirmasi mulai diterapkan untuk meningkatkan keterwakilan perempuan di parlemen, seperti kuota 30% bagi perempuan dalam daftar calon legislatif sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, perempuan telah membuktikan bahwa mereka mampu memainkan peran strategis dalam politik. Studi menunjukkan bahwa keberadaan perempuan dalam parlemen atau lembaga pengambilan keputusan meningkatkan fokus pada isu-isu sosial, seperti pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan anak. Selain itu, perempuan pemimpin sering kali dianggap lebih transparan dan responsif dalam menghadapi kebutuhan masyarakat.
Di Indonesia, perempuan seperti Megawati Soekarnoputri (Presiden ke-5 RI) dan Tri Rismaharini (Menteri Sosial) menjadi contoh nyata bahwa perempuan dapat memimpin dengan sukses. Selain itu, di tingkat lokal, banyak kepala daerah perempuan yang berhasil membawa perubahan positif di wilayahnya.

   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun