Mohon tunggu...
Dinda Kusumariana
Dinda Kusumariana Mohon Tunggu... Mahasiswa - KKN RDR 77 UIN WALISONGO SEMARANG

Siap mengabdi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Corona Menghambat Proses Belajar Anak

18 November 2021   12:35 Diperbarui: 18 November 2021   13:08 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Sudah satu tahun lebih dunia digegerkan oleh wabah virus Corona atau yang lebih dikenal dengan Covid-19. Awal kemunculan wabah ini membuat manusia menjadi takut. Dan pada akhirnya aktivitas-aktivitas yang biasa dilakukan pun juga ikut dibatasi oleh pemerintah. Dimulai dari dunia kerja, dagang, sosial serta Pendidikan pun juga dibatasi. 

Yang mana seharusnya work from office (bekerja di Kantor) menjadi work from home (bekerja dirumah). Yang seharusnya saling bantu membantu antar sesama, bersilaturahmi dari rumah kerumah pun juga ikut dibatasi. Yang pada awalnya Pasar menjadi ramai karena tempat jual beli menjadi sepi pengunjung. Serta anak-anak yang seharusnya bertemu, bermain dan belajar bersama teman-temannya juga ikut diliburkan dahulu.

Semenjak adanya wabah virus Corona ini dunia Pendidikan menjadi berantakan namun juga membuat Guru menjadi melek teknologi. Bisa dibilang berkah juga sebetulnya karena pada saat seperti ini para guru dipaksa untuk lebih kreatif dari sebelumnya. 

Yang awalnya hanya print out soal menjadi lebih kreatif membuat soal melalui google doc. Yang awalnya haya menerangkan saja menjadi membuat PPT dan video pembelajaran melalui youtube atau bahkan google classroom.  

Berantakan disini bisa diartikan dengan cara belajar anak. Model pembelajaran yang digunakan sekarang adalah PJJ atau Pembelajaran Jarak Jauh yang mana siswa diharuskan mengikuti pembelajaran menggunakan internet. 

Jika siswa ingin masuk dan mengikuti pembelajaran maka siswa diharuskan memiliki paket data yang cukup serta sinyal yang kuat. Jika tidak, maka proses PJJ akan terhambat yang memungkinkan pembelajaran siswa terhambat. PJJ ini menggunakan aplikasi zoom, google meet, google classroom dan lain sebagainya.

PJJ membuat siswa menjadi kurang bersemangat dalam belajar karena siswa akan lebih memilih untuk bermain game online Ketika mereka memegang smart phone nya. Belum lagi jika terkendala dengan sinyal yang tidak mendukung dan juga kuota internet yang tidak murah. 

Bukan hanya itu, tak sedikit orang tua siswa merasakan stress karena harus belajar lagi untuk  menjelaskan materi dan juga mengerjakan tugas anak mereka dan membeli kuota yang harganya tidak murah itu. 

Respon anak pun berbeda ketika orangtua menjelaskan materi dan menyuruh mengerjakan tugas, yang mana anak akan cuek ketika disuruh mengerjakan tugas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun