Mohon tunggu...
Dinda K
Dinda K Mohon Tunggu... Mahasiswa - 💎

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Pembelajaran PAUD Pada Masa Covid-19

27 Desember 2021   22:27 Diperbarui: 27 Desember 2021   22:35 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.freepik.com/

Coronavirus Disease-2019 atau yang biasa disebut dengan Covid-19, pertama kali ditemukan di Wuhan China pada akhir Desember 2019. Coronavirus ini merupakan penyakit pada manusia dan hewan yang disebabkan oleh virus. Manusia yang terkena virus ini akan mengalami infeksi saluran pernapasan, mulai dari flu biasa hinga penyakit yang serius. Penyebaran Covid-19 terjadi dengan cepat dan meluas ke penjuru dunia. Ketika kita bersin maupun batuk dan tetesan kecil ini dapat menular ke orang lain. Jika ada orang lain yang terkena tetesan kecil orang yang terkena Covid-19 dan tanpa sengaja menyentuh bagian mulut, tangan, dan hidung, maka ia dapat terinfeksi Covid-19.

Seseorang yang terinfeksi Covid-19 dapat sembuh hanya dalam kurung waktu beberapa minggu. Namun, berbeda dengan orang yang beresiko tinggi, seperti orang lanjut usia dan memiliki masalah kesehatan. Jika nantinya merekaterinfeksi Covid-19, maka dapat menimbulakn masalah kesehatan yang serius. Oleh karena itu, perlu bagi kita untuk memahami cara mencegah risiko penyebaran Covid-19. Dilansir dari kementerian Kesehatan Republik Indonesia ada berbagai cara untuk mencegah penyebaran Covid-19 antara lain (1) Mencuci tangan dengan benar dan teratur menggunakan air mengalir dan sabun. Jika tidak ada dua hal tersebut maka bisa menggunakan hand-rub alcohol. Mencuci tangan merupakan tindakan yang sangat penting untuk menjaga kebersihan tangan karena 98% penyakit bersumber dari tangan, (2) Menggunakan masker dengan benar hingga menutupi hidung dan mulut ketika berada di luar rumah dan kerumunan, (3) Menjaga jaraka antarsesama minimal satu meter.

Covid-19 ditemukan di Indonesia pada Maret 2020. Seorang perempuan warga negeri Indonesia tertular oleh temannya yang berkebangsaan Jepang yang saat itu berkunjung ke Jakarta. WHO (Word Health Organization) yang merupakan badan Kesehatan dunia mengumumkan Covid-19 sebagai pandemi pada 9 Maret 2020. Penyebaran Covid-19 menyebabkan berbagai sektor, seperti perekonomian, pariwisata, dan tak terkecuali pendidikan terkena imbasnya. Guna menekan pennyebaran Covid-19, pemerintah mengelaurkan kebijakan untuk melakukan segala aktivitas dari rumah termasuk dalam proses pembelajaran.

Sesuai dengan Surat Ederan Nomor 4 Tahun 2020, tertulis pada masa Covid-19 pembelajaran diganti dengan pembelajaran jarak jauh serta dilakukan dengan daring. Selain itu, Paduan penyelenggaraan Belajar Dari Rumah (BDR) telah diterbitkan dalam Surat Edaran Nomor 15 tahun 2020. Kebijakan BDR berlaku bagi Perguruan Tinggi sampai ke tingkat pendidikan paling bawah, yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Kebijakan ini menimbulkan berbagai tantangan khusunya bagi guru dalam menyiapkan media pembelajaran terutama bagi guru PAUD.

Media pembelajaran membuat proses pembelajaran berjalan secara kreatif, efektif, dan aktif yang nantinya dapat menimbulkan motivasi serta mintat belajar peserta didik. (Kresnamurti et al., 2021). Media pembelajaran menggunakan teknologi informasi untuk pembelajran daring menjadi salah satu strategi dalam meningkatkan stimulus perkembangan anak agar lebih optimal meskipun tidak tatap muka. (Maqsudah & Setyowati, n.d.). Penggunaan teknologi informasi ini juga mendukyng kegiatan pembelajaran pada era revolusi industry 4.0 yang memanfaatkan teknologi untuk kemudahan memperoleh informasi dimanapun dan kapanpun. Selain itu, juga relevan digunakan pada masa penyebaaran virus Covid-19.

Perlu pertimbangan dalam penggunaan media pembelajaran yang memakai teknologi untuk anak usia dini karena jika tidak tepat maka dapat memberikan dampak bagi anak  Diharapkan dengan penggunaan media belajar dapat memberikan pengaruh yang positif bagi respon peserta didik (Sunarti, 2021). Selain itu, dapat memberikan pengalaman berlatih bagi peserta didik dengan adanya penggabungan kegiatan kolaboratif dengan belajar mandiri, umpan balik positif, dan personalisasi pembelajaran berdasarkan kebutuhan anak yang menggunakan simulasi dan permainan (Ayuni, 2020)

Guru harus berinovasi dalam penggunaan media pembalajaran dan pemanfaatan teknologi informasi melalui penggunaan aplikasi yang paling mudah dijumpai, seperti whatsaap dan youtube. Diharapkan dengan menggunakan media pembelajaran dan pemanfaatan teknologi informasi dapat tercapai pembelajaran secara maksismal dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik materi, tujuan pembelajaran, dan metode yang akhirnya bermanfaat bagi peserta didik.

YouTube menyediakan layanan membagikan video secara gratis. Video dapat meningkatkan keterikatan peserta didik dengan pembelajaran apabila video tersebut diintegrasikan dalam proses belajar di kelas. Video digunakan dalam peningkatan motivasi, memperkaya kemampuan komunikasi, dan tercapainya tujuan pembelajaran. Media youtube membuat peserta didik mera tertarik karena digemari oleh mereka. Disamping itu, perserta didik dapat merasakan pengalaman yang sama ketika pembelajaran dilakukan disekolah, tetapi tanpa adanya tatap muka (Maqsudah & Setyowati, n.d.).

Tayangan video di youtube memberikan stimpulus baik dari kualitas visiual dan audio saat peserta didik melihat dan mendapatkan informasi yang dapat mengoptimalkan pembelajaran. Youtube dapat dijadikan media maupun sumber pembelajar bagi peserta didik. Selain itu, dapat menjadi alternatif yang efektif dalam pelakasaanan PAUD pada masa penyebaran Covid-19. Guru perlu memanfaatkan teknologi informasi untuk pembelajaran peserta didik agar tujuan sertaa potensi dapat tercapai meskipun tidak bertemu secara tatap muka.

Media pembelajaran selanjutnya yang mudah dan akrab digunakan ialah WhatsApp atau disebut dengan WA. Aplikasi ini dapat digunakan untuk mengirim pesann baik berupa tulisan, gambar, suara, video, file, dan lainnya melalaui perangkat elektronik seperti ponsel pintar dan laptop (Sutriono, 2020). Aplikasi ini hamper mirip dengan layanan pesan singat, tetapi perbedaannya terletak pada jaringannya. Jika layanan pesan singkat menggunakan pulsa maka WA menggunakan jaringan internet dalam mengoprasikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun