"Nadia, ...oh aku lupa, iya semalam dia kirim SMS minta dijemput" sedikit gugup dan kikuk di depan Amy, entah apa sebabnya.
"Mulai besok dan seterusnya, aku tidak lagi bersihin apartemen dan buat sarapan buatmu, terima kasih hari ini tepat setahun aku jadi kekasih sementara buatmu, besok dan seterusnya sudah ada Nadia menemanimu"
"eh... iya".
"Hari ini aku mau kembalikan kunci duplikat apartemenmu dan aku mau ambil vas gelas mawar kuning ini, hari ini aku berangkat kerja sendirian, kamu harus ke bandara, jangan telat jemput Nadia, katamu dia suka marah kalau kamu telat jemput dia"
"iya...iya..."
"Aku pergi dulu ya...!"
"oke"
"Bimo, boleh minta sesuatu?"
"Boleh, apa?"
"Can I hold you?"
belum sempat kujawab pertanyaan Amy, dia sudah memelukku, erat dan hangat sekali, begitu dekat sampai tercium harum rambutnya, pelan kurasakan dadanya bergemuruh, tapi tertahan, entah oleh dan karena apa, aku tak tahu, dada itu seperti menyimpan seribu sesak. sesaat, dua saat dia dia memelukku erat, seperti pelukan terakhir. kemudian lepas...