Manusia kembali memmproduksi energi dengan beberapa asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh. Makanan tersebut berupa protein, gizi, serta jenis-jenis vitamin dan lain sebagiannya.  Semuanya kemudian dicerna oleh tubuh dengan bantuan air. Air berperan penting dalam setiap sistem tubuh yang bekerja. Baik itu sistem hormon, sistem pencernaan, sistem kardiovaskular, dan lainnya. Tak heran air berperan penting dalam proses yang bergulir pada tubuh manusia. Seperti contohnya, bayangkan saja jika air tidak ada, maka tidak ada yang dapat membantu  melarutkan zat-zat gizi lainnya, menetralisir racun yang masuk dalam tubuh dan membantu proses pencernaan makanan.
Ketika kita berbicara tentang asupan yang masuk kedalam tubuh, tak hentinya kesehatan yang selalu kita perhatikan juga. Sebagai contoh saat cuaca yang tak menentu, terkadang panas dan tiba-tiba hujan ataupun sebaliknya, dengan identic makanan berkuah serta pedas yang diimbangi dengan minuman dingin terkadang membuat tenggorokan terasa lega. Namun jika kita berbicara tentang kesehatan, apa kasus ini memungkinkan cukup baik untuk tubuh? Nyatanya ini akan memperburuk keadaan. Ditambah pada kasus lainnya, jenis minuman yang bersoda dan makanan cepat saji yang sering menjadi pilihan masyarakat. Pun ditambah mereka yang terbiasa menggunakan sedotan sebagai ketergantungan dibanding menyeruput minuman langsung dari gelasnya.  Apa contoh  kasus ini juga sudah cukup baik bagi tubuh? Secara harfiah, makanan cepat saji banyak mengandung pengawet dan minuman bersoda adalah jenis minuman yang tentunya membahayakan kesehatan. Seperti salah satunya dapat membahayakan ginjal ataupun meningkatkan resiko diabetes. Demikian dengan sedotan yang belum tentu pembuatannya cukup baik untuk kesehatan juga.
Makanan berkuah, pedas, serta minuman dingin ternyata ini yang disukai oleh semua orang; baik bapak-bapak, ibu-ibu, bahkan remaja sekalian. Ditambah dengan harganya yang murah dan ramai pengunjung. Tak ada sedikitpun mereka berfikir untuk memperhatikan tingkat kebersihan yang terjadi di makanan tersebut. Mulai dari proses pembuatan makanannya, proses lalat yang hinggap di makanannya, proses pencucian benda-benda yang digunakan untuk pelanggan, ataupun penggunaan sedotan plastic yang juga sering mereka abaikan, disajikan untuk mereka gunakan. Selain itu pada contoh kasus kedua yang terjadi sama persis  dalam  masyarakat, mereka menggemari untuk jajan makanan cepat saji dan memilih minuman bersoda. Padahal sudah jelas makanan tersebut sama buruknya dengan makanan yang suka dihinggapi lalat. Makanan tersebut dapat membuat kerusakan fungsi pada beberapa bagian dalam tubuh. Dan juga ketika sedotan plastic yang digunakan pelanggan untuk membantu proses menelan makanan tersebut sudah diinovasikan menggantinya dengan sedotan stainless, namun hal ini sama buruknya saat masyarakat menggunakan sedotan plastic. Kenapa demikian bisa terjadi?, ada dua hal yang membuat sedotan plastic dan sedotan stainless ini sama buruknya. Dari sisi  memperburuk kesehatan dan memperburuk lingkungan.
Pertama, bukan hanya sedotan plastic saja yang memperburuk kesehatan. Ternyata sedotan stainless juga demikian. Pada dasarnya, kebanyakan sedotan plastic sekali pakai terbuat dari polypropylene, sejenis plastic yang terbuat dari minyak bumi. Bahan tersebut sebenarnya dianggap aman oleh Food and Drug Administration. Namun, bahan ini dapat terserap kedalam cairan dan dapat melepaskan senyawa yang mempengaruhi tingkat esterogen, terutama ketika terkena panas, minuman asam atau sinar UV. Dengan demikian, bahan ini dapat menyebabkan angka masalah kesehatan jangka panjang, seperti kanker, penyakit jantung, diabetes, dan lainnya. Sedangkan sedotan stainless, sedotan ini sebenarnya sama saja dengan sendok dan atau garpu yang biasa kita gunakan di rumah bahannya stainless steel. Jadi tidak ada jangka waktu harus berapa lama yang penting harus dalam keadaan higienis. Ini awal dari permasalahan, jika seseorang tidak mencuci sedotan stainless ini dengan bersih secara menyeluruh maka akan dapat mengganggu saluran cerna karena ada banyaknya bakeri yang masuk kedalam tubuh manusia. Maka sangat perlu sekali untuk memperhatikan masalah kebersihan dalam proses pencucian sedotan stainless in meskipun sedotan ini dikatakan lebih baik dari sedotan plastic, namun akan sama saja artinya jika tidak meperhatikannya secara menyeluruh.
Kedua, masalah pada lingkungan. Di Indonesia, perkiraan pemakaian sedotan plastic mencapai 93.244.847 batang per harinya. Secara alami, sedotan plastic ini tidak dapat didaur ulang dan membutuhkan sekitar 200 tahun bagi sedotan plastic ini untuk rusak di bawah kondisi lingkungan normal. Alhasil, sedotan sering berserakan dan berujung mencemari lautan. Dan tidak hanya sekedar mencemari lautan, nyatanya sedotan plastic ini juga bisa membahayakan seluruh mahkluk hidup yang tinggal dilautan. Salah satunya pada contoh kasus seekor penyu yang hidungnya tertusuk sedotan plastic sepanjang 10 sentimeter di lepas pantai Costa Rica. Lain halnya pada kasus sedotan stainless. Bukan malah menjadi lebih baik, ternyata proses pembuatan sedotan stainless sudah bermasalah sebelum digunakan. Sedotan ini terbuat dari campuran besi, karbon, dan kromium, yang dalam pembuatannya melibatkan penebangan pohon dan penggalian tanah. Proses kimia juga perlu dilakukan agar besi dan kromium bisa dimurnikan dari mineral lain. Lubang bekas tambang seringkali dibiarkan begitu saja tanpa ada tanggung jawab dari si pelaku, hingga pada akhirnya terbentuk danau yang berbahaya. Danau ini bisa berbahaya bagi anak-anak yang hidup di sekitaranya karena mereka bisa saja terpeleset dan tenggelam kedalam danau. Belum lagi jika kita berbicara tentang kandungan air yang berbahaya karena sudah tercampur dengan sisa-sisa logam. Juga contoh kasus lain bahwa sedotan stainless ini memperburuk lingkungan, Sungai Citrum di Jawa Barat jadi salah satu sungai yang paling tercemar di Indonesia. Ini disebabkan oleh limbah-limbah buangan pabrik yang ada di sekitar aliran sungai tersebut, termasuk pabrik yang memproduksi sedotan besi yang sering dibanggakan oleh penggunanya. Limbah ini tentu saja membahayakan warga yang sehari-harinya mengakses air disungai atau saluran air umum.
Kesimpulannya, menelan makanan dengan menggunakan sedotan memang memudahkan prosesnya. Namun tak heran jika kita juga harus mengurangi penggunaan sedotan plastic dan sedotan stainless. Berdasarkan dari beberapa hal yang telah dibahas, ternyata proses pembuatannya tidak lebih baik dari yang kita bayangkan. Begitu pula jenis sedotan ini juga akan memperburuk kondisi kesehatan manusia. Sebaiknya, manusia harus lebih sadar untuk mengurangi pemakaiananya. Akan lebih baik, jika kita meminumnya dengan cara menyeruput dari gelasnya langsung ketimbang menggunakan alat bantu yang sudah jelas penggunaannya ini tidak lebih baik untuk kita. Pada faktanya, memang benar bahwa sedotan diciptakan untuk membantu manusia untuk memudahkan proses minum atau menelan makanan. Inisiatifnya, pengguna sedotan akan lebih membantu pemerintah mengatasi masalah ini dengan membawa minuman botol tumblr sendiri. Jenis botol ini sekarang juga lebih di variasikan oleh masyarakat. Mereka membuat jenis variasi yang ada sedotannya ataupun seperti biasa. Dengan demikian, jenis botol ini juga akan membantu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H