Mendengar hal itu, sekretaris negara dan para menteri keberatan karena alat-alat tersebut sudah terdaftar sebagai inventaris sekutu. Para delegasi pun mengambil sikap meneruskan rencana mereka dengan memperhitungkan risiko peperangan.
Pada akhir pertemuan, Abdulrahman Saleh membuat simpulan antara lain, dibentuknya Persatuan Radio Republik Indonesia yang akan meneruskan penyiaran dari 8 stasiun di Jawa, mempersembahkan RRI kepada presiden dan Pemerintah RI sebagai alat komunikasi dengan rakyat, serta mengimbau supaya semua hubungan antara pemerintah dan RRI disalurkan melalui Abdulrahman.
Pemerintah menyanggupi simpulan tersebut dan siap membantu RRI meski mereka tidak sependapat dalam beberapa hal.
Dari sejarah lahirnya RRI tersebut seharusnya kita tidak melupakan alat ini sebagaimana alat ini telah menjadi penyambung komunikasi antara rakyat Indonesia. Sebagai contoh radio online yang sedang menjadi trendy saat ini, Spoon-radio online. Â
Dengan alat ini kita bisa mendengarkan music-cover maupun baitan-baitan berbentuk syair ataupun puisi. Dan dengan adanya radio online ini kita masih bisa belajar melestarikan/ menjaga sejarah yang membumi pada Indonesia ini.
Dan dengan adanya Spoon-radio-online ini, berhubungan dengan hari peringatan Radio Republik Indonesia, saya sebagai penulis berpikir akan mendukung pemerintah jika salah satu aplikasi radio ini mengadakan banyak events menarik yang memacu para pendengarnya tertarik mengikuti. Â
Selain itu, radio yang jadul akan kembali menjadi trendy, jika pihak radio mendatangkan kalangan artis/idola untuk siaran agar pihak pendengar setia maupun yang baru bergabung akan lebih senang dan nyaman dengan kedatangan kalangan idola mereka. Hal ini akan lebih terlihat tidak membosankan dan tentunya meningkatkan rasa kepercaya-dirian rakyat Indonesia untuk mempertahankan sejarah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H