Mohon tunggu...
Dinda Ishma Nadhila
Dinda Ishma Nadhila Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswi Uin Malang

Man Jadda wa Jadda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Identifikasi Permasalahan Anak Sejak Dini Khususnya "Gangguan Agresif, Artikulasi, Kasih Sayang, Fokus, dan Autism"

3 Desember 2020   15:35 Diperbarui: 3 Desember 2020   15:39 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar agresif - Bing images

4. Pengertian gangguan fokus / perhatian, penyebab gangguan fokus / perhatian, gejala gangguan fokus / perhatian, intervensi guru dan orang tua

  • Pengertian gangguan fokus / perhatian

     Gangguan pusat perhatian atau fokus merupakan salah satu gangguan behavior pada anak yang dapat ditandai dengan gejala kurangnya perhatian atau aktivitas yang berlebihan serta psikiatri yang utama ditemukan pada anak. Namun gangguan fokus ini tidak hanya terjadi pada anak, tetapi orang remaja, dewasa, dan tua pun juga dapat mengalami gangguan fokus/perhatian. Banyak orang yang beranggapan bahwa gangguan ini merupakan atensi yang kurang baik untuk lingkungannya. Gangguan fokus ini berkaitan dengan gangguan biologis pada otak yang berlangsung secara kronis sehingga dapat mengakibatkan terganggunya fungsi kognitif.

  • Penyebab gangguan fokus / perhatian

     Penyebab gangguan fokus ini dapat diakibatkan karena foktor keturunan atai sifat bawaan yang dibawa oleh orang tua sehingga dapat diturunkan kepada anaknya meskipun itu bukan dari keinginan orang tua dan anak. Lalu anak yang belum sampai 9 bulan anak terlahir dahulu atau biasa disebut dengan prematur mungkin hal ini kurang bagus untuk anak yang nantinya mempengaruhi berat badan anak yang ringan.

  • Gejalan gangguan fokus / perhatian

Gejala dan kebutuhan anak yang mengalami gangguan fokus atau perhatian, yaitu :

  1. Tidak mampunya untuk memusatkan perhatian : Gangguan pemusatan perhatian menunjukkan kesulitan dibandingkan dengan anak yang umur dan jenis kelamin yang sama. Apabila anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian anak akan lebih susah dalam memberikan perhatian penuh dan terperinci, baik saat sekolah, saat bekerja.
  2. Hiperaktivitas-impusivitas : Hiperaktivitas biasa disebut dengan kegelisahan saat anak yang mengalami gangguan fokus/perhatian saat duduk tangan dan kakinya bergerak-gerak. Lalu anak juga dapat berlari-lari tidak pada kondisi yang tepat, menjawab pertanyaan sebelum selesai soal dibacakan, anak lebih aktif
  3. Sulit mengatur waktu : Jika orang yang mengalami gagguan fokus maka akan adanya sulit mengatur waktu karena apa yang ia kerjakan tidak terkendali dengan pusat perhatian sehingga dapat menghambat tugas, artinya disini seseorang sulit mengatur waktunya.
  • Intervensi guru dan orang tua

Untuk mengasah kembali otak anak orang tua dapat ber intervensi dengan guru untuk mengawasi saat berada di sekolah seperti:

  1. Memberikan tetapi perilaku : Terapi ini dapat diberikan oleh orang tua dan guru dalam menangani anak yang gangguan fokus. Seperti jika disekolah seorang guru harus dengan tegas untuk melatih kebiasaan baik anak kedepanya. Seperti contoh jika anak medapatkan nilai baik saat ujian maka anak diberikan reward sebagai hadiahnya begiru sebalihka tentunya anak jika belum bisa anak dilatih agar menggapai hasil yang terbaik tentunya anak juga mendapat kan hukuman atas apa yang ia lakukan.
  2. Memberikan pelatihan ketermpilan sosial: Keterampilan sosial ini sangat bagus untuk anak dalam berkomunikasi dengan sekitarnya. Untuk anak awal mulanya anak dapat diajari dengan bermain peran dalam suatu film atau apa yang nantinya agar anak mengetahui apa saja dampak yang terjadi bagi orang lain.
  3. Memberikan terapi  perilaku kognitif,: Terapi kognitif ini merupakan perilaku  yang dilakukan dalam menangani pasien yang mengalami gangguan perhatian dengan terapi wicara yang hasilnya nanti dapat membantu pasien dalam mengolah dan mengubah cara perbikir perilaku. Dst

5. Pengertian autis, penyebab autis, gejala autis, intervensi guru dan orang tua

  • Pengertian autis

     Autis merupakan suatu permasalahan yang terjadi pada perkembangan anak secara menyeluruh yang nantinya dapat mengakibatkan hambatan berupa sosialisasi, kemampuan komunikasi serta perilaku. Gangguan tersebut dapat mengakibatkan dari bagian taraf yang ringan sampai taraf yang berat. Pada umumnya autis ini diderita anak pada umur 3 tahun an. Pada umumnya autis menyandang dalam mengacuhkan suara, penglihatan yang dilihat oleh anak, dan anak tidak dapat merasakan sosial yang dirasakannya seperti kasih sayang dan bermain bersama teman sebayanya.

  • Penyebab autis

     Penyebab autis mungkin sapai saat ini belum ditemukan akan tetapi banyak peneliti yang mengungkapkan bahwa autis merupakan penyakit yang diakibatkan karena gangguan pada susunan syarat pusat pada sturktur otak. Perkiraan saat ibu mengandung terkena virus TORCH (tokso, rubella, cytomegali, harpes) diakibatkan saat mengkonsumsi makanan terdapat zat kimia yang di makannya yang menggangu dalam perkembangan otak anak saat dikandungan, menghirup udara beracun dan mengalami pendarahan yang hebat. Lalu pencernaan yang tidak baik juga dapat mengganggu adanya jamur di usus sehingga dampatnya menghambat sekresi pada enzim.

Gejala autis

  1. Gejala yang dialami oleh anak yang menderita autis adalah gejala dalam bidang interaksi sosialnya, komunikasi, perilaku dan presepsi sensoriknya.
  2. Gelaja dalam interaksi sosialnya dapat ditunjukkan dengan, tidak adanya kontak mata saat berbicara dengan lawannya pada saat komunikasi, persuasi wajah tidak sesuai dengan tema yang diceritakan seperti ketika teman sebayanya merasa kesehidahan anak yang mengalami gejala autis tidak ada respon dalam hal tersebut, menolak untuk diberikan pelukan, apabila di panggil tidak menoleh.
  3. Gejala dalam bidang komunikasi dapat ditunjukkan anak autis dengan mengalami keterlambatan berbicara dalam perkembangannya, anak berbicara tetapi tidak digunakan untuk berkomunikasi, lebih meminta tolong kepada orang dewasa dengan menarik tangannya.
  4. Gejala dalam perilaku anak autis dapat dicontohkan dengan perilakuknya yang hiperaktif tidak pada anak umumnya, saat anak berlari sesukanya tanpa melihat arah, anak tidak bisa diam, sering mengibas-ngibaskan tangannya.
  5. Gejala dama bidang persaan anak atau dalam bidang emosi dapat ditunjukkan dengan tidak adanya rasa empati ketika melihat seseorang yang sedih melainkan anak yang mengalami autis lebih terganggu jika ada anak yang menangis sehingga menutup telinga akibat berisik, kadang anak tertawa sendiri, menangis tanpa sebab, anak sering mengamuk apabila tidak dituruti atau lebih agresif.
  6. Gejala dalam persepsi sensori dapat ditunjukkan anak dengan mencium, menjilat, membau benda apa saja yang dilihatnya, anak lebih menutup telinganya jika mendapat sesuatu yang menurutnya berisik, anak tidak suka saat di sentuh sehingga nantinya anak akan sensitif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun