Mohon tunggu...
Dinda Ishma Nadhila
Dinda Ishma Nadhila Mohon Tunggu... Penulis - Bismillahirrahmanirrahim

Mahasiswi Uin Maulana Malik Ibrahim

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

What is "Sosial Emotional Learning" (SEL)?

26 Maret 2020   08:55 Diperbarui: 28 Maret 2020   16:40 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                          https://www.bing.com/images/search?q=gambar+sosial+emosioanal+learning&FORM=HDRSC2

Kita harus tahu !!!

pada usia bayi 3 bulan, bayi sudah bias berguling-guling, sudah bias duduk pada saat memasuku usia 6 bulan, merangkak dan berdiri saat usia 8-12 bulan. pada usia 18 bulan ini bayi sudah memiliki pengenalan tentang apa itu symbol -symbol dalam suatu benda serta apa sih fungsi yang dapat di lakukan dalam benda tersebut ? rasa ingin tahu inilah yang nantinya akan menjadikan interaksi sosial si bayi dengan ibu atau bahkan dengan orang yang ada di sekiranya. Saat itu juga bayi memiliki keinginan yang berbeda beda untuk mengenal benda yang ada di lingkungannya. Jika bayi menyukai benda tersebeut maka perasaan bayi akan senang, ada juga yang saat bayi main Bersama temannya lalu mainan tersebut di rebut oleh temannya, salah satu bayi tersebut akan menangis dan munculah perasaan sedih. Nah kita harus tahu Perasaan senang dan sedih itu juga dinamakan emosi.

Setelah kita tau cerita diatas Penting atau tidak sih pembelajaran Sosial-Emosional untuk anak usia dini ? lalu apakah bermanfaat memberikan pembelajran Sosial-Emosional untuk anak usia dini ? Jawabannya tentu"Iya" pembelajaran Sosiaol-Emosional sangat bermanfaat terutama untuk si kecil (anak usia dini). sebagian dari manfaat tersebut yaitu mengajarkan kepada anak untuk menjadi pribadi atau individu yang bertanggung jawab, terutama bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan lingkungannya dan juga sadar akan dirinya dan lingkungannya.

Lalu pengertian dari Sosial-Emosional itu sendiri apa ? Sosial-Emosiaonal merupakan satu aspek yang sangat penting bagi perkembangan manusia. Kecerdasan Sosial-Emosional sudah terbentuk sejak manusia lahir dan berkembang pesat pada masa-masa emas yaitu antara umur 0-6 tahun. Perkembangan akan terus berjalan seiring berjalannya waktu mulai dari kanak-kanak sampai dewasa. Oleh karena itu pembelajaran sosial dan emosional merupakan hal yang paling esensial untuk di bangun sejak dini mungkin. Hal ini di karenakan jika seseorang yang memiliki kemampuan sosial dan emosionalnya baik maka dia akan lebih mudah untuk sukses menghadapi tantangan hidupnya.

Secara garis besar Schultz mengatakan bahwa anak mendapatkan banyak pengalaman-pengalaman Sosial-Emosional di sekolahnya. Namun, sekolah seringkali gagal dalam dalam mengajarkan kepada anak tentang posisi dirinya sebagai makhluk sosial sekaligus makhluk emosional. Banyak orang yang belum tahu mengenai hal tersebut. Hal inilah yang membuat anak kesulitan dalam menempatkan pada lingkungan sosialnya. Anak juga memiliki kelebihan di dalam akademiknya yang cenderung menyebabkan terjadinya isolasi sosial dan depresi jika tidak ada keahlian dalam memiliki keterampilan Sosial-Emosional yang baik. Banyak ahli yang meneliti dan menemukan sebuah pendekatan yang berbasis pada pengembangan Sosial-Emosional. Salah satunya adalah CASEL (Collaborative for Academic, Sosial, and Emotional Learning) yang di dalamnya mengembangkan tentang Sosial Emotional Learning (SEL). atau pembelajaran mengenai sosial dan emosional.

Sosial menurut Lewis adalah suatu yang dicapai, dihasilkan, dan ditetapkan dalam interaksi sehari-hari antara warga dan pemerintahannya. Maksudnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, selalu membutuhkan orang lain dalam berinteraksi sehari-hari, jika manusia hidup sendiri akan kesusahan karena tidak ada yang membantu jika perlu pertolongan. Setelah kita membahas apa itu sosial kita haru tahu juga apa itu emosional. Emosional adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Kebanyakan orang banyak yang beranggapan emosi lebih mengarah pada amarah, jika kita tahu tentang emosi bukan hal kemarahan saja tetapi sangatkah beragam mulai dari emosi positif seperti, senyuman, bahagia, ceria, dan lain sebagainya itu juga termasuk emosi. Sedangkan emosi negatif seperti, tangisan, marah, takut. Dari dua kata tersebut jika di gabungkan menghasilkan sebuah pembelajaran Sosial pembelajran dan Sosial Emosional Learning (SEL) adalah proses dimana anak-anak dan orang dewasa memahami dan mengelola, menetapkan dan mencapai tujuan positif, merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain, serta membangun hubungan positif dan membuat keputusan yang dapat di pertanggung jawabkan.

Sosial-Emotional Learning memiliki lima kompetensi inti, yaitu : Self awareness (kesadaran diri); Self-management (manajemen diri); Social awareness (kesadaran sosial); Relationship skill (kemampuan berelasi); dan Responsible decision-making ( pembuatan keputusan yang bertanggung jawab). Masing-masing kompetensi memiliki spesifikasi sendiri-sendiri atau keterampilan yang harus dimiliki seseorang dalam pembelajaran Sosial Emotional Learning. Kita akan membahas dari lima inti kompetensi ini atau yang biasa disebut dengan 5 key successful SEL (Sosial Emotional Learning) menurut CASEL(https://casel.org/) :

1. Kesadaran Diri (Self-awareness) Kompetensi ini mencakup kemampuan untuk mengenali secara akurat emosi, pikiran, dan nilai seseorang dan bagaimana mereka memengaruhi perilaku. Kemampuan untuk secara akurat menilai kekuatan dan keterbatasan seseorang, dengan rasa percaya diri yang kuat, optimisme, dan "berkembangnya mindset". Kompetensi ini terdiri dari:

  •  a. Identifying emotions (identifikasi emosi) 
  • b. Accurate self-perception (akurasi persepsi tentang diri) 
  • c. Recognizing strengths (mengenali kompetensi diri);  
  • d. Self-confidence (kepercayaan diri);  
  • e. Self-efficacy (efikasi diri).

2. Manajemen Diri (Self-management)  Kompetensi ini mencakup kemampuan untuk berhasil mengatur emosi, pikiran, dan perilaku seseorang dalam berbagai situasi - mengelola stres secara efektif, mengendalikan impuls, dan memotivasi diri sendiri. Kemampuan untuk menetapkan dan bekerja menuju tujuan pribadi dan akademik. Kompetensi ini terdiri dari : 

  • a. Kontrol impuls (Impulse control)
  •  b. Manajemen stress (Stress management) 
  • c. Disiplin diri (Self-discipline) d. Motivasi diri (Self-motivation) 
  • e. Penetapan tujuan (Goal-setting) 
  • f. Kemampuan organisasi (Organizational skills)
     

3. Kesadaran Sosial (Social awareness) Kompetensi ini mencakup kemampuan untuk mengambil perspektif dan berempati dengan orang lain, termasuk orang-orang dari berbagai latar belakang dan budaya. Kemampuan untuk memahami norma-norma sosial dan etika untuk perilaku dan untuk mengenali sumber daya dan dukungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Kompetensi ini terdiri dari: 

  • a. Pengambilan perspektif (Perspective-taking) 
  • b. Empati (Empathy) 
  • c. Menghargai perbedaan (Appreciating diversity) 
  • d. Hormati orang lain (Respect for others) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun