Mohon tunggu...
Dinda NurAfianty
Dinda NurAfianty Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiwi Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Inovasi Dried Fruit Jambu Biji Merah: Mengolah Jambu yang Tidak Terjual

15 Januari 2025   06:15 Diperbarui: 15 Januari 2025   09:00 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Jatirejo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, memiliki potensi alam yang luar biasa. Salah satu potensi Desa Jatirejo yakni kebun jambu biji. Tak ayal jika banyak warga desa yang sumber mata pencahariannya berasal dari perkebunan jambu biji. Agung Kristiawan, petani jambu sekaligus pemilik Agrowisata Helena Jambu, memiliki ide kreatif untuk mengubah jambu biji  yang tidak terjual menjadi peluang bisnis yang menguntungkan. Jambu biji yang tidak terjual tersebut diproses menjadi makanan ringan berupa jambu biji kering atau biasa disebut dengan dried fruit yang memiliki nilai jual tinggi.

Wawancara dengan pemilik usaha Dry Fruit Jambu Merah
Wawancara dengan pemilik usaha Dry Fruit Jambu Merah

Agung Kristiawan memulai usaha dried fruit jambu merah sejak tahun 2024. Bisnis ini berawal dari melimpahnya jambu biji merah yang tidak terjual pada saat panen raya. Harga jambu jatuh di bawah rata-rata, sehingga akhirnya banyak yang terbuang. Dari permasalahan tersebut, ia memiliki ide untuk memproduksi produk olahan jambu yang memiliki masa simpan lebih lama, yakni berupa dried fruit atau buah kering. Pengolahan jambu biji merah menjadi dried fruit ini melalui proses pengeringan menggunakan mesin pengering vakum (vacuum dryer). Metode ini populer dalam industri makanan karena efektif mempertahankan kualitas produk.

Hasil pengeringan jambu biji merah
Hasil pengeringan jambu biji merah

Inovasi dried fruit jambu biji di Desa Jatirejo menjadi solusi pengolahan jambu yang tidak laku terjual. Dried fruit ini tahan selama enam bulan, bahkan satu tahun dengan silica gel. Pengolahan menggunakan vacuum dryer menjaga rasa dan nutrisi asli. Dengan masa simpan yang lebih lama, pemasaran Snack Dry fruit Jambu Merah ini sudah dilakukan secara online dan pengiriman jarak jauh.

Agung sendiri memiliki strategi cerdas dalam produksi Dry Fruit Jambu Merah. Ia memanfaatkan kesempatan produksi saat harga jambu merah menyentuh titik terendah, yakni ketika hasil panen jambu biji melimpah, sehingga biaya bahan baku menjadi lebih murah. Dengan demikian, Agung bisa memproduksi snack Dry fruit Jambu Merah dalam jumlah besar dan menghemat biaya.

Snack Dried Fruit Jambu Merah ini diharapkan dapat menjadi produk unggulan Desa Jatirejo dan dikenal oleh banyak wisatawan luar daerah yang berkunjung ke Kecamatan Ngargoyoso. Agung sendiri merencanakan pemasaran snack Dry Fruit Jambu Merah ini melalui kerjasama dengan pusat oleh-oleh yang ada di Kecamatan Ngargoyoso. 

"Harapan saya, marketing yang handal dari bisnis Dry Fruit Jambu Merah ini segera terwujud," ujar Agung, marketer handal di balik kesuksesan bisnis ini. "Saya berharap bisa mendapatkan reseller dari luar kota dan pengepul yang stabil," tambahnya. Dengan produksi dried fruit, Agung tidak hanya meningkatkan pendapatan dari perkebunannya sendiri, tetapi juga membantu petani jambu lain yang belum memiliki akses teknologi pengeringan vakum. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun