Mohon tunggu...
Dinda Febrianti Dwi.H
Dinda Febrianti Dwi.H Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA sejak tahun 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Politik Identitas dalam Perspektif Islam: Analisis Kampanye Publik Menjelang Kontestasi Pemilu 2024

12 Juli 2023   14:52 Diperbarui: 12 Juli 2023   14:53 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tafsir Suroh Ali Imran 28-30

Dengan memahami prinsip-prinsip komunikasi dalam Al Quran dan mengamalkannya dalam kampanye politik, politisi dapat membangun komunikasi yang etis dan memberikan contoh yang baik dalam berinteraksi dengan publik. Hal ini akan membantu menciptakan atmosfer politik yang lebih sehat dan berintegritas, serta mendorong terciptanya pemimpin yang bertanggung jawab dan dapat diandalkan..

Dalam era digital dan media sosial saat ini, komunikasi massa memiliki peran yang signifikan dalam kampanye politik. Oleh karena itu, penting bagi para aktor politik untuk menjunjung tinggi etika komunikasi Islam dalam penggunaan media sosial dan komunikasi massa. Prinsip-prinsip komunikasi yang diajarkan dalam Al Quran dapat menjadi pedoman bagi mereka dalam menyampaikan pesan politik secara efektif dan bertanggung jawab.

Dalam konteks kampanye politik, penting untuk memperhatikan bahwa politik identitas yang mengatasnamakan agama tidak boleh mengabaikan prinsip-prinsip komunikasi yang baik dan etika Islam. Penting untuk mengedepankan gagasan dan kebijakan yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam yang inklusif dan mensejahterakan masyarakat secara keseluruhan. Dalam mewujudkan kampanye politik yang bertanggung jawab, para aktor politik harus memperhatikan akhlak dan prinsip-prinsip komunikasi dalam Al Quran, serta menghindari diskriminasi dan polarisasi yang dapat merusak hubungan sosial dan merugikan masyarakat secara keseluruhan.

Artinya, fenomena politik identitas yang mengatasnamakan agama dalam konteks kampanye politik dapat memiliki dampak negatif yang merusak hubungan sosial dan kesejahteraan psikologis masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk mengedepankan prinsip-prinsip komunikasi dalam Al Quran dan etika komunikasi Islam dalam kampanye politik, serta menghindari penggunaan politik identitas yang berlebihan dan diskriminatif. Dengan demikian, kampanye politik dapat berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang inklusif, adil, dan mensejahterakan berdasarkan nilai-nilai Islam yang mulia.

Penulis berpandangan bahwa dalam menghadapi fenomena politik identitas dalam kampanye politik, penting bagi masyarakat untuk menjadi pemilih yang kritis dan bijak. Kita harus memahami bahwa politik identitas yang berfokus pada agama dapat mempengaruhi persepsi dan pilihan politik kita. Sebagai pemilih, kita harus mampu melihat melampaui retorika politik yang hanya mengedepankan identitas semata. Kualitas pemimpin dan kebijakan yang mereka usung harus menjadi pertimbangan utama dalam menentukan pilihan politik kita. Dengan menjadi pemilih yang kritis, kita dapat mendorong terciptanya pemimpin yang berkualitas dan mampu mengemban tugas secara adil dan berdasarkan prinsip-prinsip Islam yang inklusif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun