Pembelajaran ini mengimplementasikan pendekatan multimodal yang berlandaskan dari sebuah teori linguistik yaitu Systemic Functional Linguistics (SFL) atau Linguistik Fungsional Sistemik (LFS) yang dikembangkan oleh Halliday (1994).
Multimodal melihat bagaimana orang berkomunikasi dengan menggunakan moda yang berbeda, yaitu tidak hanya melalui tulisan saja namun juga melalui gerakan, visual, tatapan mata, dan lainnya (Kress and van Leeuwen, 1996). Sejalan dengan ini, LFS memandang bahwa membuat makna merupakan fungsi bahasa. Kontekstualisasi implementasinya dalam pembelajaran bahasa adalah belajar bahasa berarti belajar memaknai bahasa secara utuh.
Kegiatan dimulai dengan belajar spelling yakni menggunakan media pembelajaran PowerPoint dan vidiografi yang menampilkan video animasi menyanyikan huruf A sampai Z dalam bahasa Inggris. Dalam kegiatan ini siswa diminta untuk bernyanyi bersama mengikuti video.
Setelah itu, saya menjelaskan mengenai macam macam ekspresi dalam bahasa Inggris yang diikuti dengan penayangan video kedua dan siswa bernyanyi bersama sembari bermain dengan mimik muka (facial expression) dan gerak tubuh (gestures).
Untuk melihat sejauh mana peserta memahami mengenai materi yang telah diajarkan sekaligus menerapkan pengetahuannya dalam tindakan nyata, diadakan sesi games kelompok yang terbagi menjadi dua sesi.
Dari kegiatan English Session with KKN 102 yang menggunakan pendekatan multimodal ini dapat ditemukan beberapa aspek penting.
Diantaranya yaitu tingginya tingkat antusiasme dan motivasi peserta dalam mengikuti kegiatan ini yang berkorelasi dengan keaktifan peserta selama pembelajaran berlangsung. Didukung dengan implementasi pendekatan multimodal yang menarik sekaligus menyenangkan tersebut mampu mendorong peserta untuk antisipasi dan partisipatif dalam pembelajaran bahasa Inggris.
“Ada yang mau berbagi kenapa hari ini merasa senang?”
“Karena mau belajar bahasa Inggris sama miss Dinda.”