Mohon tunggu...
Dinda Mei
Dinda Mei Mohon Tunggu... Anak Jalanan -

Biasa-biasa aja, santailah...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kota Medan, Lokasi yang Diminati untuk 'Pesta Pengantin'

11 Februari 2016   08:58 Diperbarui: 11 Februari 2016   09:09 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdasarkan modus operandi terjadinya tindak terorisme di Sumatera Utara, Ketua DPD KNPI Sumut Sugiat Santoso mengatakan Sumatera Utara khususnya Kota Medan adalah daerah yang paling diminati untuk 'pesta pengantin'.

"Medan dan Sumut adalah lokasi yang di minati untuk pesta pengantin. Ini yang mendorong kami bekerja sama dengan BNPT agar generasi muda sampai di level paling kecil paham dan waspada dengan ancaman paham radikal serta tororisme," kata Sugiat, Rabu (10/2) kemarin.

Menurutnya, pelaku teror tidak lain adalah mereka-mereka yang berjiwa mudan dan sudah pasti pemuda. Sangat miris melihat generasi muda tergiring ke dalam pikiran dan ideologi untuk melakukan aksi brutal yang mengorbankan nyawa orang lain. Untuk itulah, KNPI mengajak seribuan generasi yang tergabung dalam 80 organisasi di bawah naungannya untuk meningkatkan dan membangun ketahanan diri dari pengaruh paham radikal terorisme dan ISIS.

"Pelaku teror di dominasi usia produktif, 25 sampai 35 tahun, masa yang seharusnya untuk berbuat kebaikan kepada keluarga dan bangsa. Regenerasi terorisme patut kita waspadai bersama karena target potensialnya generasi muda," tambahnya.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (PNPT) Komjen Pol Dr Saut Usman Nasution mengatakan, terorisme adalah musuh bersama maka perlu kebersamaan untuk menanggulanginya. Pemuda di harapkan mampu membentengi diri dan membangun kebersamaan menangkal dan mencegah paham radikal dan ISIS demi NKRI.

"Kebersamaan kalangan generasi muda dari berbagai latar belakang organisasi seperti saat ini dan sebelum-sebelumnya, atau selanjutnya, menjadi momentum untuk bersama-sama menyatakan menolak serta melakukan perlawanan terhadap terorisme," tegas Saut.

Mantan anggota jaringan terorisme Khoirul Ghozali merasa menyesal dirinya pernah terlibat dalam aksi terorisme di Medan. Doktrin dan ideologi yang di dapatnya dari Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba'asyir sewaktu di Malaysia membuatnya merasa jalan yang di pilihnya adalah kebenaran dan bentuk pembelaan terhadap agamanya. Setelah bebas dari hukuman, dia baru menyadari dampak perbuatannya.

"Baru terjadi perubahan stigma, keluarga yang tidak tau apa-apa menerima dampak perbuatan saya. Mereka di cap keluarga teroris, ini yang menyedihkan saya dan membuat saya menyesal. ternyata apa yang saya pahami dan yakini selama ini adalah salah," kata Ghozali.

Dia menjadi salah satu pembicara dalam dialog pencegahan paham radikal, terorisme dan ISIS di kalangan pemuda oleh KNPI Sumut dan BNPT. Hadir dalam acara ini, Menpora Imam Nahrawi, Ketua DPP KNPI Muhammad Rifai Darus, Deputi Bidang Pencegahan Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir, Guru Besar UIN Sumut Prof Dr Syahrin Harahap, anggota Komisi III DPR RI KH R Muhammad Syafi'i dan Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah NU, H Abdul Ghofarrozin Sahal Mahfudz.

Acara di tutup dengan penandatanganan MoU dan komitmen bersama antara BNPT dengan KNPI tentang kerjasama program pemberdayaan pemuda dalam rangka pencegahan paham radikal terorisme.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun