Mohon tunggu...
Dinda Mei
Dinda Mei Mohon Tunggu... Anak Jalanan -

Biasa-biasa aja, santailah...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pemko Medan Gelar Seminar 'Kita Harus Ada untuk ADHA'

6 Desember 2014   02:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:56 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Medan - Sebagai bentuk aksi nyata pentingnya peduli dan perlindungan terhadap anak dengan HIV/AIDS (ADHA) di Kota Medan, Forum Peduli ADHA dan Pemerintah Kota Medan akan menggelar seminar “Kita Harus Ada untuk ADHA” di Hotel Garuda Plaza Medan pada 11 November mendatang.

Forum Peduli ADHA telah beraudiensi dengan Walikota Medan, Dzulmi Eldin, Selasa kemarin. Dalam audiensi itu, hadir lembaga-lembaga yang tergabung dalam Forum Peduli ADHA yaitu; Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI), FP5A Sumut, Forwakes, Medan Plus, KPAID, dan lainnya. Sementara Walikota Medan di dampingi Kadis Kesehatan Medan, Usma Polita Nasution dan Asisten Kesejahteraan Masyarakat (Askesmas), Erwin Lubis.

Ketua Panitia Pelaksana, Saurma MGP Siahaan mengatakan, forum ini muncul sebagai bentuk keprihatinan terhadap meninggalnya ADHA berinisial NL. “NL adalah ADHA yatim piatu yang memiliki pengalaman tragis dalam memperjuangkan hidupnya bersama kakaknya hingga akhirnya meninggal dengan kondisi sakit parah,” ujar Saurma.

Berangkat dari kejadian ini, lanjut Saurma, pihaknya menilai banyak hal yang bisa dilakukan supaya apa yang menimpa NL tidak terjadi pada anak-anak lain. “Kami berharap ada koordinasi dengan instansi terkait hingga kita bisa berbuat dan mengantisipasi kasus-kasus seperti ini kedepannya. Ada perlindungan terhadap ADHA di Medan yang dilakukan maksimal,” katanya.

Selama ini, anak-anak yang tidak berdaya yang sudah terinfeksi virus tersebut terkadang telah menjadi yatim piatu. Tidak ada keluarga yang mau mengurusnya. Makanya ADHA merupakan kelompok yang rentan kehilangan hak-haknya karena harus mengalami banyak permasalahan dalam tahap tumbuh kembangnya.

Ketua FJPI Medan, yang juga Sekretaris Forum Peduli ADHA, Khairiah Lubis menambahkan, semoga forum ini dapat memenuhi hak-hak anak terutama ADHA. “Kami sangat berharap hak-hak anak seperti hak memperoleh pendidikan, hidup dan tumbuh kembang, kesehatan, bisa dipenuhi," ucapnya sambil menambahkan, berangkat dari pengalaman NL yang menjadi anak asuh FJPI selama empat tahun. NL tidak memiliki rumah tinggal. Sepeninggal ibu dan bapaknya, keluarganya kurang memperhatikan mereka. Akhirnya, hidupnya berpindah dari satu tempat ke tempat lain, kondisi ini tidak baik terhadap dirinya yang sudah terinfeksi virus HIV/AIDS,” jelas Khairiah.

Tak hanya itu, di RS Adam Malik juga ADHA seperti NL harus bergabung dengan pasien lainnya, tidak ada ruangan khusus untuk ADHA mengakibatkan pasien ADHA terpapar berbagai penyakit lainnya. “Kami berharap sekali ada rumah aman untuk ADHA di Medan, atau juga rumah aman yang bisa digunakan untuk anak korban kekerasan dan lainnya,” kata Khairiah.

Ditambahkan Saurma, dalam seminar mendatang, akan dilakukan penandatanganan MoU Forum Peduli ADHA untuk bersama-sama mencari formula melindungi ADHA di Medan. Kerjasama akan dilakukan dengan Dinas Kesehatan Medan, Dinsosnaker Medan, Dinas Pendidikan, juga Dinas Perlindungan Perempan dan KB Kota Medan.

Peserta seminar terdiri dari keluarga dan pendamping ADHA, LSM pendamping ODHA dan ADHA, pemerhati masalah HIV/Aids, tokoh agama, tokoh masyarakat, DPRD Kota Medan, DPD RI asal Sumut, dinas terkait, media massa. “Kita berharap ada perlindungan bagi ADHA di Medan, sehingga setiap anak tidak terkecuali ADHA dapat memperoleh haknya sehingga Medan dapat disebut sebagai kota layak anak,” jelasnya.

Walikota Medan, Dzulmi Eldin menyambut baik kegiatan ini dan menyatakan kalau Pemko Medan siap untuk memfasilitasi pendirian rumah aman untuk anak di Medan yang dananya bisa dikoordinasikan dengan para donator. “Kita memang harus dapat mencegah dan mengantisipasi berkembangnya HIV AIDS tidak hanya untuk anaknya tapi juga penderita yang sudah dewasa,” kata Eldin.

Dikatakan Eldin, penyebaran virus mematikan ini sekarang bisa terjadi dari mana saja, makanya harus dilakukan sosialisasi yang luas kepada masyarakat, termasuk upaya untuk menghapus stigma dan diskriminasi kepada penderita HIV/AIDS. “Kita harus bisa mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa kita bisa hidup berdampingan dengan penderita sehingga keberadaan mereka juga tidak dikucilkan lagi,” paparnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun