Mohon tunggu...
Yuniar Ayu Ningtyas
Yuniar Ayu Ningtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UPI Bumi Siliwangi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Globalisasi di Desa terhadap Proses Pendidikan di Indonesia pada Masa Pandemi

28 Mei 2021   20:04 Diperbarui: 28 Mei 2021   20:08 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dunia saat ini telah mengalami perubahan-perubahan yang begitu pesat yang membuat manuisa saling bergantung sama lain, bahkan tak hanya manusia, setiap bangsa dan negara pun mau tak mau harus saling bergantung agar perubahan dunia tidak menggoyahkan mereka, baik dalam sektor ekonomi, sosial, maupun budaya mereka. Saat ini pun, karena perubahan yang dialami manusia, kini mereka berhasil mengembangkan dan menerapkan hasil kajian ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat berkembang serta memiliki produktivitas dan daya saing yang tinggi.

Meresponi keadaan pandemi saat ini, maka dalam pembahasan arah pembangunan mengacu pada pembangunan teknologi informasi untuk pendidikan para pelajar di desa. Pembangunan komunikasi merupakan aspek pengembangan bidang komunikasi di dalam suatu desa. Dengan adanya pembangunan ini, maka dapat terlaksana upaya untuk menghapuskan kecenderungan terhadap kemiskinan dan ketidakadilan (Harun & Ardianto, 2011). 

Ketidakadilan yang dimaksud adalah ketidakmerataan akses belajar akibat dari kebijakan pemerintah yang mengaharuskan sekolah memberlakukan belajar jarak jauh. Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakmerataan pendidikan di desa-desa. Faktor-faktor ini berkaitan dengan bagaimana suatu strategi disusun untuk penentuan pembangunan teknologi dan infromasi terhadap pendidikan yang ada di desa.

Cara yang diambil yaitu dengan membuat strategi melalui perumusan untuk tahu apa komponen-komponen yang mendukung strategi tersebut. Ada beberapa perumusan yang dapat dilakukan yaitu analisis arah, analisis situasi, dan pembuatan strategi (Tripomo dan Udan dalam Ristanti et al: 2013). 

Dengan analisis arah, maka tujuan pembangunan desa dapat dibuat sehinngga menjadi acuan mengenai ke arah mana suatu desa ingin mengalami perubahan. Lalu analisis situasi merupakan analisis situasi desa apakah ada kelebihan dari suatu desa. Setiap desa, disamping kelebihan juga memiliki kekurangan serta ancaman-anacaman yang dapat melemhakan desa tersebut. 

Lalu penetapan suatu strategi dapat dilakukan jika sudah mengetahui kedua komponen tersebut.

Dibutuhkannya pembangunan teknologi dan informasi di suatu desa tentunya berawal dari adanya kekurangan yang ada di desa. Mengacu kepada permasalahan tersebut, maka ada beberapa kekurangan yang terjadi di beberapa desa. Kurangnya sinyal yang tersedia di desa tersebut. Sinyal merupakan hal yang penting dalam proses belajar para pelajar yang ada di desa. 

Dengan sinyal, para pelajar dapat megakses internet dan mampu untuk mengikuti pelajaran. Selain dari kebutuhan sinyal, kebutuhan akan perangkat elektronik juga menjadi hal yang serius dalam pembangunan desa. 

Banyak orang tua yang meminjam gawai sehingga anaknya dapat melakukan pelajaran secara daring. Belum lagi pengeluaran orang tua pelajar yang diharuskan membeli pake internet ataupun kuota yang harganya terkadang melebihi dari pendapatan orang tua.
Lalu, permasalahan paket internet sebenarnya tidak hanya terjadi di desa saja, namun juga banyak di wilayah perkotaan. Tetapi potensi masyarakat desa dalam memperoleh paket internet sangatlah minim bahkan mustahil. 

Jarang adanya paket internet dengan harga yang terjangkau. Penggunaan paket internet juga dirasa sangat besar yang mempengaruhi pada keterbatasan akses yang dimiliki para pelajar itu sendiri Oleh karena itu, bantuan pemerintah untuk masyarakat desa juga menjadi kunci solusi pembangunan teknologi dan informasi
 
Setiap negara di dunia ini pasti memiliki kekurangan satu sama lain demikian bergantung satu sama lain. Belajar jarak jauh atau online dengan tujuan menekan angka menular dari virus tersebut. Ini menjadi langkah yang baik sekaligus mengancam keberlangsungan proses belajar yang ada di wilayah desa sendiri. Pembangunan teknologi dan informasi dirasa sangat relevan dengan keadaan proses belajar para pelajar di desa-desa selama pandemic. Kekurangan sarana dan prasarana belajar menjadi menjadi masalah yang membutuhkan solusi tepat. 

Dengan adanya perencanaan-perencanaan ini, pembangunan desa dapat dilakukann dengan jelas dan muda secara luas. Demikian keterlibatan pemerintah sangat krusial dengan membangun sarana dan prasarana itu sendiri seperti menara sinyal dan dana untuk menyediakan perangkat elektronik serta paket internet. Dengan begitu, pemerataan pembangunan desa-desa dalam hal pendidikan melalui teknologi dan informasi dapat terlaksana dengan tepat serta baik untuk seluruh masyarakat
 
Deloitte Indonesia Perspective. (2019). Generasi Milenial dalam Industri 4.0: Berkah Bagi Sumber Daya Manusia Indonesia atau Ancaman? (Edisi 1 ed.). https://www2.deloitte.com/content/dam/Deloitte/id/Documents/about-deloitte/id-about-dip-edition-1-chapter-2-id-sep2019.pdf .
Memorandum AIPI. (2012). Indonesia Menuju Bangsa Inovasi 2030 (Cetakan Pertama ed.). (U. Chabibah, Penyunt.) Jakarta Pusat, Jakarta, Indonesia: Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Muhyidin. (2020). Covid-19, New Normal, dan Perencanaan Pembangunan Dindonesia. The Indonesian Journal of Development Planning, IV.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun