Mohon tunggu...
dinda avriliaa
dinda avriliaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - maha siswa

aku suka berbicara

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peserta Didik Milenial Anti Hoax dengan Bimbingan Klasikal: Mengatasi Tantangan Informasi Palsu di Era Digital

27 Maret 2024   23:00 Diperbarui: 27 Maret 2024   23:00 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendahuluan 

Di era digital yang dipenuhi dengan informasi yang mudah tersebar, peserta didik milenial memiliki tugas yang semakin berat untuk memilah-milah informasi yang benar dari yang tidak. Hoaks atau berita palsu menjadi ancaman serius bagi pemahaman yang akurat dan kritis. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk membekali peserta didik milenial dengan keterampilan dan kesadaran yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan menangkal hoaks. Dalam konteks ini, bimbingan klasikal menjadi salah satu pendekatan yang efektif untuk membentuk pemahaman yang benar dan kritis terhadap informasi

Analisis 

Dalam era digital yang semakin maju, peserta didik milenial dihadapkan pada tantangan baru, yaitu penyebaran informasi palsu atau hoax. Fenomena ini mempengaruhi pemahaman, penilaian, dan sikap mereka terhadap berbagai isu, baik dalam konteks pendidikan maupun kehidupan sehari-hari. Menghadapi tantangan ini, pendekatan bimbingan klasikal dapat menjadi solusi yang efektif untuk membantu peserta didik memahami, mengidentifikasi, dan menghindari informasi palsu.

Permasalahan 

Peserta didik milenial saat ini rentan terhadap penyebaran informasi palsu di media sosial, situs web, dan platform digital lainnya. Mereka mungkin sulit membedakan antara fakta dan hoax karena kurangnya keterampilan kritis dan literasi media yang memadai. Dampaknya dapat beragam, mulai dari penyebaran kebencian, penipuan, hingga Keputusan yang salah dalam kehidupan mereka

 

 

Metode 

Pendekatan bimbingan klasikal merupakan metode yang berfokus pada interaksi langsung antara guru/bimbingan dan peserta didik. Dalam konteks penanggulangan hoax, metode ini dapat dilakukan melalui beberapa Langkah :

  • Pemahaman Tantangan : guru atau konselor melakukan diskusi tentang fenomena hoax dan dampaknya pada kehidupan peserta didik.
  • Pengembangan Keterampilan Kritis : Peserta didik diberikan pengetahuan dan keterampilan untuk mengidentifikasi informasi palsu, termasuk penggunaan sumber yang dapat dipercaya, verifikasi fakta, dan evaluasi keakuratan informasi.
  • Penerapan Pengetahuan : Melalui studi kasus dan simulasi, peserta didik diberi kesempatan untuk menerapkan keterampilan kritis mereka dalam menghadapi informasi palsu yang ditemui di media sosial atau internet.
  • Penguatan Nilai – Nilai Etika Digital : Selain itu, pendekatan bimbingan klasikal juga dapat digunakan untuk memperkuat pemahaman peserta didik tentang nilai-nilai etika digital, seperti kejujuran, tanggung jawab, dan penghargaan terhadap privasi dan keamanan online.

Kesimpulan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun