Pembelajaran berdiferensiasi, teknik instruksional atau pembelajaran di mana guru menggunakan berbagai metode pengajaran guna memenuhi kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda. Dalam pembelajaran berdiferensiasi ini, guru akan selalu mempertimbangkan perbedaan individu siswa baik dalam hal kemampuan, minat, kebutuhan, hingga gaya belajarnya.
Pembelajaran berdiferensiasi sendiri bertujuan untuk bisa menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap siswa meraih potensi diri masing-masing dengan maksimal. Seperti halnya mampu memberikan akomodasi kebutuhan individu siswa, menangkap pemahaman konsep, meningkatkan motivasi belajar siswa, mengurangi kesenjangan pembelajaran, hingga mendorong pemecahan masalah.
Lalu bagaimana ya ciri pembelajaran diferensiasi itu? Ciri Pembelajaran berdiferensiasi bisa dilihat dari lingkungan belajarnya, di mana lingkungan belajar yang ada dapat mengundang siswa untuk tertarik belajar. Kemudian dari segi tujuan kurikulum yang di definisikan secara jelas dengan penilaian berkelanjutan. Serta peran aktif guru untuk mampu menanggapi dan merespon kebutuhan belajar siswa, hingga mewujudkan manajemen kelas yang efektif.
Untuk bisa mendapatkan hal itu sebetulnya ada 3 strategi berdifirensiasi, yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses, serta diferensiasi produk. Di mana faktor pembeda yang ada diterapkan sesuai unsurnya. Nah salah satu bentuk penerapan pembelajaran berdifirensiasi ada dengan Teaching at The Right Level (TaRL) yaitu suatu pendekatan yang mampu memastikan bahwa siswa memperoleh pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan mereka. Berfokus pada pengajaran yang berbasis kemampuan, di mana guru mengidentifikasi tingkat kemampuan siswa dan mengajar pada tingkat tersebut.
Pada kegiatan PPL I dalam runtutan tahap kuliah PPG, saya memiliki kesempatan untuk mengamati penerapan pembelajaran berdiferensiasi dan Teaching at The Right Level (TaRL) pada pembelajaran di salah satu SMP Swasta di Semarang, di mana di sekolah ini telah diterapkan pembagian kelas untuk siswa sesuai dengan kemampuan dan minat belajarnya. Lalu penelitian lebih lanjut saya lakukan pada pembelajaran matematika yang dibawakan seorang guru di sekolah tersebut.Â
Dalam kegiatan pembelajarannya guru tersebut selalu merumuskan asesmen diagnostik awal dalam bentuk kuisioner guna mengetahui gaya belajar siswa seperti halnya auditorik, visual, ataupun kinestetik. Setelah merumuskan hal tersebut guru mulai membagi siswa dalam kelompok kecil sesuai gaya belajarnya, kemudian memberikan proses pembelajaran yang berbeda untuk setiap tipenya. Dari hal ini didapatkan setiap siswa dalam kelompok kecil mampu memahami materi yang diberikan dengan lebih baik, sehingga potensi dalam diri siswa semakin berkembang. Berdasar hal itu bisa kita lihat bahwa realisasi dalam pembelajaran berdiferensiasi ini mampu membantu siswa mengembangkan potensi yang ada dalam diri mereka.
Mahasiswa PPG Calon Guru Program Studi Matematika Gelombang 2 Tahun 2024 Universitas Sultan Agung
Mata Kuliah Pembelajaran Diferensiasi
Dosen Pengampu : Nila Ubaidah, S.Pd., M.Pd.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H