Kabupaten Nganjuk menghadapi berbagai tantangan lingkungan, mulai dari masalah sampah yang menumpuk hingga kebakaran lahan yang terus meningkat. Isu lingkungan seperti ini memerlukan langkah-langkah strategis dari pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat. Sejumlah inisiatif telah dilakukan, termasuk Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), program pengelolaan sampah berbasis masyarakat, serta proyek irigasi untuk mendukung ketahanan pangan.Â
Salah satu masalah paling mendesak di Kabupaten Nganjuk adalah penanganan sampah. Tumpukan sampah yang tidak diangkut di berbagai lokasi menjadi keluhan warga setempat(framing text). Kondisi ini diperparah dengan pembakaran sampah yang seringkali memicu kebakaran, terutama selama musim kemarau.
Untuk mengatasi masalah sampah, Dinas Lingkungan Hidup Nganjuk menggelar sosialisasi pengelolaan sampah berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Program ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengurangan sampah dan daur ulang untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.
Pemerintah Kabupaten Nganjuk juga berupaya meningkatkan sanitasi melalui program Sanitasi Desa (Sandes). Program ini menyediakan fasilitas WC bagi warga kurang mampu di Desa Pelem, yang bertujuan untuk mengurangi kebiasaan buang air besar sembarangan. Selain itu, sistem irigasi juga menjadi perhatian pemerintah, dengan proyek rehabilitasi saluran irigasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian. Â
Melalui berbagai program yang telah diinisiasi, Kabupaten Nganjuk berusaha mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Namun, kesuksesan dari upaya-upaya ini memerlukan kerja sama yang solid antara pemerintah dan masyarakat. Dengan kolaborasi yang baik, Nganjuk bisa menjadi contoh sukses bagi daerah lain dalam menghadapi tantangan lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H