Mohon tunggu...
Dinda Anastya Putri
Dinda Anastya Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S1 Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Pecinta kucing dan film

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Edukasi Sekaligus Penanganan Pandemi: Setelah PPKM, Apa Lagi?

16 Juli 2021   15:52 Diperbarui: 16 Juli 2021   17:12 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah banyak korban berjatuhan sejak kali pertama pemerintah mengumumkan bahwa Indonesia juga menjadi bagian negara yang terkena dampak dari pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 lalu. Dapat dikatakan bahwa wabah ini hampir meluluh lantakkan berbagai sektor baik dalam maupun luar negeri. Tentu penanganannya tidak lah mudah. Sudah berbagai daya dan upaya yang dilakukan pemerintah guna menanggulangi dampak dari pandemi ini. Selain tindakan dari pemerintah, banyak juga kalangan masyarakat yang ikut turut serta membantu menangani dengan berbagai usaha mulai dari bergotong-royong terkait finansial hingga saling bahu-membahu dalam memberikan dorongan moral dan mental bagi para pasien yang terjangkit virus corona.

Sejak awal pemerintah mulai mengumumkan dan menggonta-ganti kebijakan mulai dari PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Mikro, hingga saat ini terhitung mulai dari 12 Juli 2021 lalu sampai dengan 20 Juli 2021. Beragam kebijakan dengan makna yang sama ini pasalnya tidak terlalu memiliki dampak signifikan mengingat kasus Covid-19 yang semakin meningkat. Sebab dari hal tersebut, masyarakat cenderung skeptis terhadap berbagai macam tindakan dan kebijakan yang dipilih pemerintah dalam menangani dampak pandemi.

Hal ini juga terbukti dengan hadirnya para aktivis media dari kalangan masyarakat yang berbondong-bondong timbul ditengah keadaan genting seperti ini untuk membantu mengatasi kondisi krisis yang dialami oleh banyak orang. Beragam aktivisme ini sangat membantu berbagai kesulitan yang dialami oleh masyarakat. Hadir dalam bentuk media mulai dari melayani penyediaan informasi hingga dalam bentuk pengarsipan informasi mengenai layanan kesehatan. Dengan adanya berbagai macam media masyarakat yang ada sekarang ini menandakan bahwa pemerintah belum berhasil mengkomunikasikan dan mengedukasi rakyatnya sendiri selama masa pandemi berlangsung.

Masyarakat mulai jenuh dengan kebijakan yang diberikan. Kebijakan-kebijakan yang selalu diberikan pemerintah justru membuat masyarakat semakin merasa terpuruk. Sebagai contoh yang terjadi, tidak sedikit pegiat UMKM yang mengeluh mengenai kondisinya saat ini. Apalagi solusi yang diberikan tidak terlalu berpengaruh besar dan juga tidak menjawab banyak pertanyaan sehingga banyak dari pelaku usaha mengalami penurunan pendapatan hingga terpaksa menutup sementara usahanya entah sampai kapan.

Dengan adanya fenomena seperti ini sudah patut dijadikan sebagai cermin bagi pemerintah bahwa selama masa pandemi ini masyarakat secara tidak langsung sudah menyinggung, hingga menegur kinerja pemerintah melalui berbagai macam aktivis masyarakat yang semakin ramai hadir berkat rasa solidaritas yang tinggi. Sudah tidak bisa dipungkiri lagi bagaimana pemerintah selalu dikritik habis-habisan terutama di media sosial.

Apabila dilihat lagi, media sosial merupakan salah satu media yang cukup berpengaruh karena banyak digandrungi oleh banyak kalangan masyarakat dari berbagai usia dan beragam latar belakang. Selain bisa dijadikan sebagai sarana politik yang kuat, media sosial juga seharusnya bisa menjadi wadah edukasi pemerintah untuk rakyatnya. Melalui media sosial ini pemerintah bisa melakukan segala upayanya untuk menggiring masyarakat agar selalu patuh dan mengikuti kebijakan yang diberikan. Meskipun kadang berbagai kebijakan yang diberikan harus dikaji ulang.

Kebijakan-kebijakan yang dipilih dan kemudian diterapkan seharusnya bisa menjadi peredam kepanikan masyarakat dari keadaan genting pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. Namun, keadaan terkadang tidak selalu sesuai harapan. Media sosial ataupun media lainnya kini sering memberikan pemberitaan yang ditangkap masyarakat sebagai sesuatu yang menjemukan. Masyarakat sudah cukup muak dengan hari-harinya yang disesaki tragedi.

Namun, seiring berjalannya waktu akhirnya Inggris menemukan vaksin yang dapat meningkatkan kekebalan imun seseorang agar tidak terjangkit virus corona. Vaksin ini sudah mulai diberlakukan di Indonesia dengan presiden Joko Widodo sebagai orang Indonesia pertama yang disuntik vaksin dan terhitung saat ini jumlah orang yang sudah vaksin hingga mecapai 14,9 juta jiwa. Ini sudah dapat dikatakan sebagai prestasi bagi pemerintah dalam menanggulangi pandemi. Memberikan vaksin kepada masyarakat pun pemerintah masih diuji dengan adanya beragam kendala seperti kemunculan orang yang masih saja tidak percaya dengan pemberian vaksin dengan dalih yang bermacam-macam.

Meskipun begitu, pada dasarnya pemerintah sudah memberikan solusi terbaik dalam hal menanggulangi pandemi ini. Namun, setelah itu masyarakat lah yang seharusnya bisa memberikan edukasi, saling mengingatkan bahwa pandemi ini masih berlangsung jadi, dan juga saling sinergis dalam menghadapi situasi ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun