Ada hati yang sedang kesal dalam penantian jam yang tidak kunjung datang ..
Ia bergumam ..
Aku sangat marah ..
Waktu semalaman aku menunggumu pulang tidak juga kau datang ..
Dan sekarang hampir menjelang pagi ..
Ponsel ku telah lelah menemaniku..
Dayanya semakin berkurang ..
Jika ia mati.. Siapa lagi temanku untuk aku ajak bicara sampai kau datang ..
Mataku sudah berkaca-kaca , tidak tahan melihat lingkaran waktu didinding ..
Bisakah kau mengutamakan sedikit saja aku di benakmu ..
Iya , disini aku dalam keramaian ..
Semua beramai memejamkan matanya untuk berjumpa dengan esok..
Tidak..
Aku tidak bisa ikut mereka ..
Berpetualang dalam mimpinya ..
Oh tuhan ..
Pukul jam dua lewat sudah ..
Aku masih belum tidur dan suamiku belum pulang ,
Mataku berkaca ..
Cepat pulang .
Aku sangat marah padamu ..
Begitulah airin menuliskan kekesalannya ,
Ia terpaksa mengizinkan suaminya untuk sejenak berceria bersama rekan- rekan kantornya ,
Ia tidak ingin , sebabnya Suaminya terpenjara dalam kejenuhan..
Namun , ternyata ..
Waktu sudah lewat di tentukan..
Semakin larut dan hampir pagi ..
pukul empat sudah ia sampai diburamnya fajar,
suara motornya terdengar bersahutan dengan syahdunya sholawat tarhim dimesjid,
"Assalamualaikum airin"
terdengarlah suara priaku, sepertinya ia sangat lelah..
mendengar suaranya yang parau, amarahku meredup begitu saja,
abi sudah pulang, kemana saja ?
kenapa lama sekali? tidak kah kau lihat pukul berapa ini?
pertanyaan ku bertubi-tubi menyerangnya,
airin , ban ku bocor..
aku mencari bengkel kesana kemari, tapi kau tahu ini jam berapa, jarang sekali ada bengkel yang buka..