Semua yang ada dalam tubuh wanita adalah aurat. Suara wanita juga aurat. Bahkan harum tubuhnya yang tercium laki-laki lain bisa menyebabkan dosa untuk laki-laki yang membauinya.
Maklumat dari suatu agama tertentu yang menyatakan wanita itu sumber dosa tak sepenuhnya salah. Wanita yang tak mengumbar aurat saja pun bisa terkena fitnah, konon lagi wanita yang selalu umbar auratnya kemana-mana. Mungkin dia tak sadar  dia telah umbar aurat.
Kenapa wanita harus menjaga aurat? kenapa wanita yang selalu dipersalahkan? Ya itulah ketidak adilan yang selalu dirasakan kaum wanita. Wanita tak bermaksud umbar aurat tapi kaum laki-laki hidung belang yang jelalatan selalu ambil kesempatan.
jangankan melihat rupa tubuh wanita seksi yang setengah telanjang, bahkan wanita yang bercadar dan berjubah hitam pun bisa tergambar menjadi wanita telanjang bulat dalam imajinasi pikiran laki-laki jalang. Konon laki-laki malah lebih berimajinasi melihat wanita yang tertutup aurat sempurna yang melenggang berjalan dijalanan umum ketimbang wanita seksi yang memang terbuka auratnya.
Entahlah kenapa ini terjadi. Bahkan wanita yang suka menulis fiksi vilgar di sini tak mau dituduh sebagai wanita jalang karena dia adalah wanita terhormat yang berkarya dengan ciri khas nya yang mengumbar sahwat dengan artikel fiksi dengan harapan mendapat perhatian. Tapi sungguh malang sangat memalukan harkat martabat wanita itu sendiri.
Wanita memang selalu dalam posisi serba salah. kadang sebagai korban pelecehan seksual dan pemerkosaan wanita juga masih sebagai korban tambahan dengan tuduhan karena kesalahannya sendiri mengumbar keseksian di jalanan.
Jadi apakah sebaiknya wanita-wanita itu dipasung dirumah saja? Entahlah coba pembaca pikirkan saja sendiri....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H