Selain laman BBC yang telah menyebut jika racun Kalajengking bisa mencegah komplikasi ternyata ada situs atau lama dunia lainnya yang membahas manfaat racun Kalajengking. Saat  ini di Indonesia sedang menjadi perbincangan hangat mengenai racun Kalajengking pasca Jokowi menyeru Bupati dan Wali Kota bisnis racun Kalajengking.
Sudah lama laman Medical Daily  telah membuat artikel yang mengupas manfaat atau faedah dari racun Kalajengking. Bahkan bukan hanya Kalajengking seperti ular, serta laba-laba juga turut menjadi sorotan artikel yang diberi judul . "Venom As Medicine: How Spiders, Scorpions, Snakes, And Sea Creatures Can Heal", yang sudah lama diterbitkan tepatnya pada 10 April 2015.
Terkadang sebagain orang geli dengan binatang, apalagi dengan racunnya, namun dunia ilmu pengetahuan berkata lain. Â Bahkan bagi ilmu pengetahuan racun yang terkandung pada binatang-binatang serta alam sekitar, benar-benar dapat diolah serta berpotensi mempunyai khasiat untuk pengobatan atau penyembuhan.
Para peneliti tentunya melakukan pengamatan terlebih dahul, tidak mungkin serta merta membuat keputusan tanpa penelitian dan kajian yang logis, apalagi yang menjadi subjek penelitian adalah binatang jenis serangga. Faktanya setelah dilakukan secara benar racun Kalajengking bisa mengobati manusia.
Hasil penelitian menyebutkan racun kalajengking memiliki sifat untuk penghilang rasa sakit pada tubuh manusia. Namun, tidak semua jenis kalajengking  mempunyai khasiat yang sama. Bahkan manfaat lainnya racun Kalajengking mampu memerangi Kanker.
Salah satu peneliti dari Seattle yaitu Dr Jim Olson, yang merupakan dokter spesialis Kanker Otak yang bertugas di Rumah Sakit Anak Seattle. Ternyata pernah melakukan temuan dan mengembangkan racun Kalajengking temuan tersebut diberi nama "tumor pain" yang bahan utamanya dari racun Kalajengking. Temuan tersebut mampu mengindetifikasi Kanker Otak pada manusia
Dr Jim Olson bekerja keras untuk mendapatkan temuan tersebut. Ia bahkan  merekayasa ulang protein spesifik dari Kalajengking yang diambil dari Israel guna membuatnya mengikat sel Kanker, selanjutnya mengikatnya pada molekul fluorescent yang berperan sebagai cahaya penerang untuk dapat menolong dalam mengidentifikasi sel di dalam tubuh manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H