Mohon tunggu...
dinda
dinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

semangat

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Terapi Komplementer sebagai Solusi Mengurangi Kecemasan Pasien Sebelum Operasi

26 Desember 2024   14:03 Diperbarui: 26 Desember 2024   14:03 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kecemasan sebelum menjalani operasi adalah hal yang umum dialami oleh banyak pasien. Ketidakpastian tentang prosedur yang akan dijalani, rasa takut terhadap komplikasi, hingga bayangan tentang rasa sakit sering kali membuat pasien merasa cemas, bahkan sebelum mereka masuk ke ruang operasi. Namun, ada cara sederhana dan efektif yang bisa dilakukan untuk mengurangi kecemasan ini, yaitu melalui terapi komplementer dengan pendekatan hubungan pikiran dan tubuh.  

Zaqqi Ubaidillah dan Muhammad Rosyidul Ibad, dosen keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), mengungkapkan bahwa terapi komplementer ini dapat membantu pasien lebih tenang menghadapi operasi. Mereka menyebutkan bahwa pendekatan ini melibatkan berbagai teknik seperti visualisasi terbimbing, terapi musik, pencitraan visual, hingga terapi seni. Selain mudah dilakukan, terapi ini juga dinilai lebih hemat biaya dibandingkan terapi lain yang membutuhkan alat atau teknologi canggih.  

Dalam kajian yang mereka lakukan, penelitian ini menyaring ribuan artikel dari berbagai sumber terpercaya, seperti PubMed dan Portal Garuda. Dari ribuan artikel tersebut, dua artikel yang paling relevan dipilih untuk dianalisis lebih dalam. Analisis dilakukan dengan metode tematik, yang bertujuan menggali efektivitas terapi komplementer ini dalam membantu pasien mengatasi kecemasan praoperasi.  

Salah satu teknik yang banyak digunakan adalah visualisasi terbimbing, di mana pasien diajak untuk membayangkan situasi yang menyenangkan, seperti berada di pantai dengan angin sepoi-sepoi atau berjalan di taman yang asri. Teknik ini bertujuan untuk mengalihkan pikiran pasien dari rasa takut terhadap operasi. Selain itu, terapi musik juga memberikan manfaat besar, karena irama yang lembut dapat menenangkan pikiran dan menurunkan tekanan emosional pasien. Sementara itu, terapi seni memungkinkan pasien mengekspresikan perasaan mereka, sehingga kecemasan yang dirasakan dapat tersalurkan dengan cara yang kreatif.  

Zaqqi menjelaskan bahwa terapi ini tidak hanya memberikan dampak pada kondisi psikologis pasien, tetapi juga membantu tubuh mereka menjadi lebih rileks. "Ketika pasien merasa tenang, tubuh mereka juga lebih siap menghadapi proses operasi. Hal ini bisa membantu dokter dan tim medis untuk menjalankan prosedur dengan lebih lancar," jelasnya.  

Muhammad Rosyidul Ibad menambahkan bahwa meskipun terapi komplementer ini memiliki banyak manfaat, penting untuk tetap menggabungkannya dengan pendekatan medis konvensional. "Terapi ini bukan pengganti perawatan medis, tetapi pelengkap untuk memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pasien. Dengan menggabungkan pendekatan ini, pasien akan merasa lebih diperhatikan, baik secara fisik maupun emosional," ujarnya.  

Pendekatan ini juga memberikan peluang baru bagi para tenaga kesehatan, khususnya perawat, untuk memainkan peran yang lebih besar dalam mendukung kesejahteraan pasien. Dengan melibatkan terapi komplementer dalam perawatan praoperasi, perawat tidak hanya berperan sebagai pendukung medis, tetapi juga sebagai pendamping emosional bagi pasien yang sedang menghadapi tantangan besar.  

Zaqqi dan Rosyidul berharap temuan ini dapat menginspirasi lebih banyak tenaga kesehatan untuk mengadopsi pendekatan holistik dalam merawat pasien. Selain itu, mereka juga mengajak masyarakat untuk lebih terbuka terhadap terapi komplementer sebagai salah satu cara menjaga keseimbangan antara pikiran dan tubuh.  

Dalam dunia kesehatan yang semakin modern, pendekatan yang mengedepankan aspek kemanusiaan seperti terapi komplementer ini menjadi semakin penting. Pada akhirnya, tujuan utama dari setiap perawatan adalah memberikan kenyamanan dan ketenangan bagi pasien, sehingga mereka dapat menjalani proses penyembuhan dengan lebih percaya diri dan optimis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun