Mohon tunggu...
DINA YULISAH
DINA YULISAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama Saya Dina Yulisah, Saya berasal dari kabupaten Bondowoso. Saya mempunyai hobi membaca buku baik fiksi maupun non fiksi, selain itu Saya juga mempunyai hobi berolahraga yang mempunyai banyak manfaat bagi tubuh. Saya adalah tipe orang yang tidak mudah menyerah dalam mengerjakan segala sesuatu sampai mencapai tujuan yang Saya inginkan, bertanggung jawab atas segala keputusan yang diambil dan mempunyai sikap jujur dalam melakukan segala sesuatu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kolaborasi "Gerbang Mesrah" Mahasiswa BBK 3 UNAIR Bersama Kelurahan Bakungan yang Dihadiri Oleh Ahli Persampahan Dari PBB "Zoe Lenkiewich"

29 Januari 2024   10:03 Diperbarui: 29 Januari 2024   10:06 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyuwangi,  25 Januari 2024. Mahasiswa BBK 3 (Belajar Bersama Komunitas) Universitas Airlangga menunjukkan aksi nyatanya dengan melakukan diskusi bersama Ahli Persampahan dari PBB yaitu Zoe Lenkiewich, kunjungan Zoe di Kelurahan Bakungan dalam rangka melaksanakan proyek Clean Ocean Through Clean Communities (CLOCC) yang merupakan asosiasi pengelolaan sampah yang berasal dari Norwegia dan saat ini sedang terlibat dalam masterplan penanganan sampah di Banyuwangi. 

Zoe Lenkiewich mulai berkecimpung di Dunia Persampahan sudah 20 Tahun, sehingga dia sudah memperoleh banyak ilmu wawasan tentang sampah yang menjadi problem di seluruh Negara . 

Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh perangkat Kelurahan Bakungan, Ibu-ibu PKK, dinas pertanian dan peternakan serta beberapa warga Kelurahan BakunganLurah Bakungan, Agus Rahmanto memberikan peluang kepada Mahasiswa BBK 3 Universitas Airlangga untuk dapat bertukar pikiran bersama ahli persampahan dari PBB untuk mewujudkan "GERBANG MESRAH (Gerakan Masyarakat Bakungan Mandiri Pilah Sampah Dari Rumah". 

Gerakan ini merupakan salah satu langkah nyata peduli lingkungan dimana KLHK menyebutkan bahwa sumber sampah 48% yang paling dominan berasal dari rumah tangga. Hal ini selaras dengan yang diungkapkan oleh Zoe bahwa pilar pengurangan sampah berawal dari rumah. Pengurangan penggunaan plastik dapat dilakukan dengan membawa tas kain ketika belanja di pasar dan supermarket, penggunaan tumbler dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka mengurangi penggunaan botol plastik

Masiswa BBK 3 yang berbekalkan pengalaman dan ilmu yang diperoleh selama di perkuliahan memberikan ide dan pengalamannya selama menempuh pendidikan dari SD sampai dibangku perkuliahan dimana sampah juga banyak dihasilkan dari sekolah, berhubungan dengan hal ini Kami menyarankan untuk mulai menerapkan penggunaan tumbler dan kotak makan dari rumah dimana dalam hal ini mengurangi jumlah penggunaan sampah plastik wadah yang pada dasarnya sampah plastikla yang sangat sulit terurai. Hal ini diterima oleh beberapa Guru yang turut hadir dalam kegiatan kolaborasi ini. 

Mereka akan melakukan koordinasi bersama kepala sekolah untuk mulai menerapkan disemua kantin sekolahnya. Selain itu pemanfaatan sampah yang sudah dipilah pilah juga kami sarankan untuk pemanfaatannya terhadap industri pengembangan yang berkesinambungan serta memiliki nilai jual tinggi seperti maggot, eco enzym dan pupuk alami. Hal ini masih akan terus menjadi pembelajaran bagi masyarakat Bakungan khsusnya para pengolah sampah yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun