Mohon tunggu...
DINA YULISAH
DINA YULISAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama Saya Dina Yulisah, Saya berasal dari kabupaten Bondowoso. Saya mempunyai hobi membaca buku baik fiksi maupun non fiksi, selain itu Saya juga mempunyai hobi berolahraga yang mempunyai banyak manfaat bagi tubuh. Saya adalah tipe orang yang tidak mudah menyerah dalam mengerjakan segala sesuatu sampai mencapai tujuan yang Saya inginkan, bertanggung jawab atas segala keputusan yang diambil dan mempunyai sikap jujur dalam melakukan segala sesuatu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kemerosotan Moral di Kalangan Remaja Akibat Pergaulan Bebas

30 Mei 2022   18:10 Diperbarui: 30 Mei 2022   18:11 2377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Arus globalisasi mengakibatkan munculnya berbagai masalah di masyarakat seperti adanya pergaulan bebas yang dapat menimbulkan maraknya seks bebas, tindak kriminal, dan berbagai permasalahan lainnya. Tetapi bukankah dengan adanya globalisasi pola pikir, wawasan dan pengetahuan kita berkembang, Mengapa demikian?

 Berwawasan belum tentu bermoral Seseorang yang berwawasan tentu sekolahnya tinggi, Perkembangan arus globalisasi membawa dampak bagus dalam pendidikan dimana kita dapat menuntut ilmu pengetahuan dengan berbagai akses baik akses teknologi maupun seperti halnya pertukaran pelajar antar negara. 

Di Indonesia sendiri mungkin telah berhasil menghasilkan orang-orang pintar dan berwawasan tinggi tetapi tidak dengan moral yang ditanamkannya. Namun hal ini bertolak belakang dengan kondisi dan keadaan yang nyata dimana justru perkembangan globalisasi yang membawa wawasan dan pengetahuan yang luas membuat kemerosotan moral dimana banyak oknum yang tidak bijak dalam memanfaatkan kemajuan globalisasi Globalisasi membuat mudahnya akses yang dijangkau tanpa adanya batasan antar individu satu dan lainnya, dengan begitu maka remaja yang sifat umumnya masih labil akan mudah terpengaruh oleh budaya, sikap dan gaya hidup negara lain. 

Dengan demikian tidak sedikit dari remaja di Indonesia tingkat kemoralannya menurun bahkan orang yang berwawasanpun ikut serta terpengaruh oleh pergaulan bebas ini, contohnya Di Indonesia menurut Kemenkes tahun 2012 remaja mulai berpacaran pada rentang usia 15-19 tahun. 

Bahkan pada remaja laki-laki mereka memulai berpacaran kurang dari usai 15 tahun. Kekhawatian yang muncul ketika era globalisasi yang maju dengan berbagai akses yang dapat dijangkau sedemikian mudahnya pergaulan, membuat remaja mudah terpapar dengan konten porno sehingga menjerumuskan mereka ke dalam berpacaran yang negatif dan berakhir dengan seks pra nikah. 

Mungkin hanya di Indonesia yang tidak malu mengumbar aibnya sendiri di media sosial seperti seks bebas dan tindakan kriminal lainnya yang tidak mencerminkan nilai moral yang terkandung dalam dasar negara. 

Hal inilah yang membuat moral remaja Indonesia berada di ujung tanduk Memilah yang baik dan yang buruk Pergaulan bebas di era globalisasi yang pesat ini seharusnya dijadikan pendorong untuk mendapatkan ilmu pengetahuan baik secara umum maupun spiritualnya. 

Pendidikan di Indonesia seharusnya memanfaatkan globalisasi ini dengan mencetak generasi yang pintar dan bermoral tinggi dengan pergaulan yang diarahkan sejak dini untuk membedakan hal baik dan buruk yang harus disaring sedemikian. 

Pergaulan bebas memiliki dampak yang sangat besar dalam pembentukan kepribadian setiap individu, karena segala bentuk perbuatan dan tingkah laku setiap individu merupakan cerminan dari kepribadiannya. 

Hal tersebut sudah banyak menjerumuskan para pemuda bangsa, baik dari kalangan berpendidikan maupun non-pendidikan. Sehingga perlu adanya upaya pencegahan untuk meningkatkan kesadaran individu dalam menyikapi segala pengaruh negatif. 

Dalam mencegah adanya hal tersebut faktor eksternal maupun internal individu yang positif dapat mencegah adanya hal tersebut seperti selektif dalam memilih teman, memperbanyak kegiatan positif dengan menyibukkan diri dalam suatu organisasi yang baik, pendirian yang kokoh membuat para remaja berani mengatakan tidak pada hal-hal yang menyimpang, dan mendekatkan diri dengan agama karena setiap agama mengajarkan hal-hal kebaikan dan mencegah perbuatan terlarang kepada umatnya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun