Na karmanam anarambhan
Naiskarmyam purusa mendengus
Na ca samnyasanad eva
Siddhim samadhigacchati
(Bhagavadgita.III.4)
Â
Agama Hindu merupakan salah satu agama yang ada di Indonesia. Agama hindu sendiri merupakan agama yang dominan di wilayah Asia selatan yaitu India atau Nepal. Agama Hindu sendiri muncul pada awal abad ke-4 dengan ditandai berdirinya kerajaan Kutai dan Tarumanegara dengan memiliki corak Hindu. Agama Hindu hingga saat kini masih memiliki adat istiadat dan kebudayaan yang sangat kental adanya. Masih memiliki dasar kepercayaan yang menjadi pedoman serta keyakinan terhadap adanya Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai pencipta Bhuana Agung dan Bhuana Alit ini. Kepercayaan umat Hindu ini terdiri dari lima aspek yaitu Brahman, Atman, Karmaphala, Punarbhawa dan Moksa. Kelima aspek ini disebut dengan Pancasradha, dimana pancasradha ini dijadikan sebagai pedoman serta pondasi untuk setiap langkah yang ingin dilaluinya. Sebagai umat beragama, tentunya kita harus paham mengenai lima dasar keyakinan dalam agama agar ketika ingin mencapai tujuan hidup dapat tercapai secara maksimal. Ajaran Pancasradha ini merupakan landasan pokok dalam Agama Hindu.
      Karmaphala sebagai salah satu bagian dari pancasradha ini mengajarkan kita bagaimana hukum karma atau hukum sebab akibat berlaku dalam kehidupan sehari hari. Karma Phala Ngaran Ika Phalaning Gawe Hala Hayu yang mana memiliki arti hasil dari setiap perbuatan baik maupun buruknya seseorang akan menerima hasil yang sepadan. Karma phala berasal dari dua suku kata yang mana karma artinya "perbuatan" dan phala artinya "hasil". Jika disatukan karma phala berarti hasil dari perbuatan manusia yang dilakukan diduniawi. Setiap perbuatan akan menimbulkan sebuah hasil layaknya kita melakukan menanam pohon nantinya akan berbuah. Jika dirawat dengan baik akan menghasilkan buah yang baik pula, begitupun sebaliknya tidak dirawat dan diperhatikan dengan baik akan menghasilkan buah yang buruk atau gagal. Begitupun dengan perbuatan  manusia jika berperilaku baik sesuai dengan karmanya akan kembali kepada dirinya baik pula, dan sebaliknya jika berperilaku buruk akan menghasilkan karma yang buruk juga. Karmaphala itu merupakan sebuah hukum kausalitas, sebab setiap perbuatan yang dilakukan akan membuahkan hasil yang sama atas perbuatan yang dilakukan. Perbuatan sendiri terdapat tiga jenisnya, yaitu perbuatan melalui pikiran, perbuatan melalui perkataan serta perbuatan melalui tingkah laku orang itu sendiri. seperti halnya bagaimana hukum sebab akibat, jika seseorang melakukan segala perbuatan yang baik maka besar kemungkinannya hal hal baik akan datang kepadanya. Namun jika seseorang melakukan perbuatan buruk maka karma yang didapatpun akan sesuai dengan perbuatan buruknya. Nantinya karma itu akan diperoleh dikehidupan saat ini juga, atau pada kehidupan berikutnya. Karma phala dapat dibagi menjadi tiga yaitu sancita karma phala, prarabda karma phala, dan kriyamana karma phala.
 Sancita karmaphala merupakan karma yang didapatkan akibat pahala pada kehidupan sebelumnya belum habis dinikmati. Sehingga pada kehidupan sekarang akan terbawa. Jika pada kehidupan sebelumnya mempunyai karma baik, maka yang akan didapat karma baik pada kehidupan sekarang. Begitupun sebaliknya, jika pada kehidupan sebelumnya memiliki karma buruk, maka kehidupan sekarang akan mendapatkan karma buruk pula. Prarabda karma phala merupakan karma yang dinikmati hasil dari perbuatan pada kehidupan saat ini. Jadi apapun yang diperbuat pada kehidupan sekarang akan diterima karmanya pada kehidupan sekarang seluruhnya. Â
Karma phala ini sering disebut dengan karma cepat karena, jika pada kehidupan saat ini melakukan perbuatan baik maka akan mendapatkan karma yang baik juga sekarang. Begitupun sebaliknya, jika melakukan perbuatan dosa atau yang tidak sesuai dengan norma maka akan mendapatkan karma buruk pada saat kehidupan ini juga. Kriyamana karma phala adalah karma yang kita perbuat saat ini akan kita nikmati pada kehidupan atau kelahiran berikutnya. Jika mengalami reinkarnasi atau terlahir kembali, karma yang kita perbuat hari ini akan diterima pada kelahiran berikutnya. Jika melaksanakan karma baik, maka kehidupan berikutnya akan mendapatkan sari dati karma yang baik. Begitupun sebaliknya, jika melakukan karma buruk pada kelahiran berikutnya akan mendapatkan hal yang buruk semasa hidupnya.
 Dalam kitab suci Sarasamuscaya, terdapat salah satu sloka yang menyebutkan: