Mohon tunggu...
Dina Wiratu
Dina Wiratu Mohon Tunggu... -

Sesuka hatiku untuk melihat disekitarku

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senandung Milik Cinta

27 September 2013   22:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:18 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Selama mana aku merindukan hujan yang tak kunjung datang, pastilah lebih lama hati ini menyuarakan senandung cinta. Bahkan sekalipun hujan tak peduli tentang rindu yang ku keluhkan, rindu ini terasa indah. Agaknya semakin banyak kicauan burung menenggalamkan irama nada cinta yang ku senandungkan dalam hatiku, senandung ini kian merdu, melenakan, melemahkan, menguatkan,dan beribu kata mempengaruhiku.
Tak pantas kiranya aku menyalahkan kesadaran, apalagi menyalahkanmu yang tak tau. Harusnya awal dulu kutudukkan pandanganku hingga kulihat buku-buku jari kakiku memucat, memberikan bekas pada tanah yang ku pijak. Walau aku tau itu tak berpengaruh apapun karena belum ada yang memainkan irama itu, bahkan aku belum mengenalnya.
Aku memang sengaja melupakan ketika awal kali kuletakkan senandung itu di hatiku. Bolehlah kunamakan ini sebagai senandung cinta, seindah nyanyian bidadari surga, semerdu tadarus bidadari surga. . . . . sesekali mengeras namun tak memekakan telinga, sesekali melemah namun tak memudar. Aku tak ingin mencari tau siapa sebenarnya yang menabuhkan terlebih dahulu, yang ingin ku ingat hanyalah nada-nada yang keluar dari senandung cinta yang hanya milik cinta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun